Sunday, October 25, 2009

WAYANG KEBATINAN ISLAM

Diungkap suatu bentuk cara pandang, yakni wayang sebagi warisan budaya menyimpan jalinan pengetahuan, bahkan agama ikut menerawangnya. Kisahnya adalah keika para Wali bersiar membuat lebar luasnya agama. Wayang merupakan alat yang mampu menerjemahgkan masud dan niatan sang wali. --belum tuntas

Tuesday, August 25, 2009

SEMAR GUGAT


Semar ingin menegakkan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan. Sudah menjadi tekad bulat dan akan mengerahkan segenap kekuatan lahir batinnya. Semar dengan mata batinnya melihat bahwa saat itu Batara Guru terlalu kuat dan mendominasi kahyangan Jonggring Saloka. Peran panggung semuanya telah dikuasai, mulai dari sistem hingga lighting kehidupan telah direnggut dan dikangkangi. Sistem inilah yang membuat para dewata lain tidak berkutik, bahkan cenderung "yes man", bahkan kecut dan penakut. Semua dewata takut kehilangan kekuasaannya, posisi dan perannya takut luntur dan ludes jika harus beroposisi. Sisi lain muncul pula penyalah gunaan wewenang, serta merta hal itu terjadi karena struktur politik kahyangan terkondis otoriter, apalagi penyalah gunaan wewenang oleh ketua ikatan wanita dewata yakni Dewi Durga yang notabene permaisuri Batara Guru.
Akhirnya kayangan menjadi inharmoni, ketika betari Durga berkolaborasi dengan Wadyabala jin priprayangan.Onar pasti terjadi.
Tampaknya para kesatriya berbudi luhur yang suka akan kedamaian tak berdaya menghadapi kesaktian sang Betari. Mereka taku dan ciut nyali, karena kalah perbawa dan kalah subasita, apalagi Betari Durga itu termasuk jajaran elite.
Para satriya berihtiar dan merenung diri serasa menerawang pikir, kira-kira modal apakah yang mampu digunakan untuk mengimbangi kekuatan betrahri Durga, jika ada yang dapat digunakan untuk menggulingkan angkara murka Dewi Durga.
Yang membuat ciut nyali itu adalah kemampanan sang Durga apalagi di bungkus rapi oleh mitos-mitos kekuasaan yang cenderung menakutkan
Akhirnya sebuah imbangan hadir, muncullah sang Pamono Agung, dialah Kyai lurah Semar.
Semar akhirnya menjadi imbangan, tidak hanya kesaktian, namun dahsyatnya nurani yang tak tersentuh jiwa iri dengki dapat melumat dan melipat-lipat keangkaraan yang di putar oleh Betari Durga.
Cerita ini memberikan simpulan filosopi, bahwa kawula alit itu memberikan koreksi pada para dewata yang telah terkikis nuraninya. Semar melakukan kontrol kepada elite kahyangan, mengajarkan ilmu sejatinya untuk berlaku keseimbangan. Itulah gambaran singkat buku ini.
Keunggulan buku ini adalah pendiskripsian tuntas tentang Semar, dilihat dari kawasan filosofi. Buku ini mencuplik pikiran pikiran tajam para budayawan, ilmuwan bahkan rokhaniwan .
Sebut saja, Zetmulder,Frant Magnis Suseso, Ong Hok Ham, hingga B.R.O'G Anderson.
Dengan gamblang di urai tentang:
Eksitensi Tokoh Semar
Filosofi di balik "gara-gara'
Semar mbabar Jati Diri
Makna Semar untuk Legitimasi
Semar dan Kosmologi Jawa
Penjelmaan Dewa.
Data buku
JUDUL:SEMAR GUGAT-Kosmologi Jawa dalam Bingkai Simbolisme Pewayangan
PENULIS: Dr.Ir.Wasis Sarjono, MSc
PENERBIT: Kuntl Press. Perum Jongke C-12 Karanganyar Solo. HP: 08175423046
ISBN: 979-97629-0-3
CETAKAN : I- 2006
TEBAL: x + 274 halaman. 14 x 20 cm

Thursday, August 20, 2009

TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG

Simbul, Makna, dan Ajaran Makrifat dalam Punakawan, demikian bunyi tulisan yang terpapar di sampul depan buku ini. Banyak orang menangkap suatu ajaran kehidupan yang dipetik dari tokoh wayang, seperti halnya tokoh punakawan. Hakikat yang tersurat dan tersirat dalam wayang ini memberikan gambaran perilaku manusia dengan segenap sepak terjangnya, utamanya yang tergambar pada tokoh punakawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Kendati hanya 'batur'-pembantu alias abdi dalem, ternyata perilakunya bagaikan sebuah mata ajaran bagi sang 'ndara' atau majikannya. Bentuk fisik punakawan itu memang jelek sedikit kesan remeh dan lucu, namun dalam bertindak dan berpikir kadang melampui garis pada umumnya. Filosofis ucapannya kadang terasa membalik logika yang berlaku, yakni mendobrak kebiasaan yang cenderung palsu. Paradigma yang biasa berlaku, dapat dimentahkannya.
Buku ini meletakkan Semar seperti filsuf, karena kearifan dan cinta kasihnya kepada sesama. Semar kendati seorang pembantu, namun berprirlaku bijak, bahkan mampu membuat pola pikir dan pola tindak kesatriya berbudi bawa laksana, artinya kastriya dalam bertindak selalu menempatikan nilai-nilai luhur dan keadilan sebagai bintang pengarah khidupan.
Selanjutnya dari sisi tasawuf, Semar di gambarkan ...belum tuntas
Data buku
JUDUL: Tasawuf Semar Hingga Bagong
PENULIS: Muhammad Zaairul Hag
PENERBIT: Kreasi Wacana. Perum Sidorejo Bumi Indah [SBI] Blok F 155 Kasihan Bantul 55182. Telp: 0274-9128113. E-mil: kreasiwcn@yahoo.com
ISBN: 978-602-8001-32-8
TEBAL: x + 198
CETAKAN: Juni 2009
Isi Buku
WAYANG: SIMBOL KEHIDUPAN MANUSIA
FILSAFAT WAYANG: Menuju Kesempurnaan Hidup
WAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN:
Nilai Keadilan
Nilai Kedermawanan
Nilai Kebijakansanaan
Nilai Kesopanan
Nilai Demokrasi
Nilai Keberanian, Semangat, dan Tekad Sejati
Nilai Kasih Sayang
WAYANG, ISLAM DAN JAWA DALAM WACANA
MENGENAL FIGUS PUNAKAWAN
Punakawan: Abdi Sekaligus Teman Sejati
Semar Badranaya
Nala Gareng
Petruk Kanthong bolong
Bagong
AJARAN MORAL SPIRITUAL PUNAKAWAN
Berbakti Kepda Guru
Narima Ing Pandum
Ajaran Kepemimpinan Sejati
Ajaran Keseimbangan Hidup Sejati
Ajaran Keselamatan Sejati
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Ajaran Kebajikan
Ajaran Tasawuf
Lima Belas Sifat Satriya Utama

SEMAR SEMARAK "CITRA SEMAR DALAM KESENIAN RAKYAT INDONESIA"

SEMAR EVER SMARTY
Hadirnya buku ini menambah khasanah pemahaman, bahwa banyak orang mengagumi tokoh wayang yang jejuluk Semar. Dari kerja bareng akhirnya lahir buku yang membentangkan "Citra" Semar ini, mulai dari sensasi seni hingga makna diri sang Semar di kupas tuntas. Perwajahan buku sangat istimewa semuanya tercetak full color, tentunya berkonsekuensi pada harga buku. Karena termasuk buku yang lux, tentunya tak akan tersentuh oleh kantong kebanyakan orang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki ketertarikan tingga pada tokoh Semar merelakan isi kantong di kuras.
Image Semar sengaja dipapar dalam berbagai bentuk, dan berbagai penggunaan. Tokoh wayang Semar ini pernah digunakan sebagai merk teh, korek api, permen, hingga merk kapur tulis, gantungan kunci, bahkan saat ini terkenal sebagai icon minuman khas Jawa 'Dawet'.
Penggarapan buku sangat jeli, apalagi didukung data dan dokumentasi yang memadai, rasanya buku ini dipersiapkan secara matang, oleh karenanya dapat dikategorikan karya besar.
Kandungan filosofisnya rasanya kental, oleh karenanya sangat mulia jika dihadirkan di joglo ini. Keistimewaan lain buku ini, adalah sajian bahasa "bilingual'/dwi bahasa[Indonesia-Inggris]
Data buku
JUDUL: Semarak Semar-Citra Semar Dalam Kesenian Rakyat Indonesia [Semar, Ever So Smartly: Images Of Semar In Indonesian Folk Art]
PENULIS: Gregory Churchil, Subandi Martha, Hanuri Setiadi, Sigit Perkasa
PENERBIT: PT Tatanusa Jalan Gelagah 47 Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan (15419)Indonesia
ISBN: 978-979-3999-52-4
CETAKAN: Pertama May 2009
TEBAL: 397 halaman
ISI BUKU:
[Beberapa Keajaiban Semar]
[Semar dalam Seni Pertunjukkan]
Semar dalamWayang Golek
Semar dalam Wayang Kulit, Kritik dan Suket
Semar dalam Tari Topeng
Saudara Semar
Penukawan:Keluarga Semar
Sepupu Semar
[Semar Dalam Seni Rupa]
Lukisan dan Gambar
Arsitektur
Kaligrafi
[Semar Dalam Kerajinan Tangan]
Patung Ukiran dan Hiasan
Hulu Keris dan Papan Keris
Perhiasan dan Jimat
Mainan, Kartu Mainan dan Umbol
Kartu Ucapan dab Kertas Kado
Kaos dan Benda Rumah Tangga
Kereta Dorong Es
Iklan
[Dokumentasi Semar]
Nama-nama Semar
Kamus Semar dan Punakawan
Beberapa Lakon dengan Peranan Semar
Sumber Informasi
Sumber Foto dan Koreksi
SARING-SADAPAN RINGKAS:
SEMAR TIDAK PERNAH
Semar mempunyai delapan kekuatan, yang adakala disebut Mustika Manik Astagina, yang dianggap sumber kekuasaannya. di bawah versi yang telah diperbarui oleh kami mengenai delapan kekuatan Semar:
Semar tidak pernah lapar atau kenyang
Semar tidak pernah sedih atau gembira
Semar tidak pernah letih atua segar
Semar tidak pernah jatuh cinta atau membenci
Semar tidak pernah mengantuk atau sigap
Semar tidak pernah sakit atau sehat
Semar tidak pernah panas atau dingin
Semar tidak pernah jauh atau dekat
CIRI-CIRI SEMAR
Semar juru bicara rakyat biasa
Pengarahan Semar selalu membawa kemenangan
Semar merupakan pembantu yang cendekiawan
Semar selalu mengucapkan kebenaran yang paling hakiki
Semar berwujud dari maya, kekosongan yang gelap dari alam semesta
Semar mengemban tugas memperbaiki kesalahan dewa-dewa dan raja-raja
Semar merupakan pengayom yang harus sering memberi pelajaran kepada orang paling dilindungi
DUALITAS DAN AMBIGUITAS SEMAR
Semar ada sekaligus tidak ada
Semar orang kasar dikagumi orang halus
Semar sedang berdiri tapi kelihatan berjongkok
Semar beraga cacat fisik tapi berjiwa sempurna
Semar merupakan dewa tapi menjadi orang niasa
Semar tidak nampak tapi dapat berwujud manusia
Semar berada di dunia tapi melancong di kahayangan
Semar merupakan badut tapi memberi pelajaran serius
Semar tida ada di tempat tinggal tapi ada dimana-mana
Semar merupakan seorang pelawak tapi bukan pendaya muslihat
Semar tidak mempunyai seorang anak tapi punya banyak anak laki-laki
Semar selalu mengatakan yang benar tapi mengucapkannya dalam kata teka-teki
Semar berair mata berlinang, biarpu ia sedang tertawa, tapi tidak pernah mengangis
Semar banyak dikenal dan dicintai tapi sekaligus tidak dapat dikenal dan selalu sendiri
Semar memberi inspirasi dari keindahan hatinya walaupun mempunyai beberapa kecacatan
Semar mempunyai kuncung seperti anak kecil tapi warnanya putih seperti rambut seorang tua
Semar seorang lelaki yang mirip wanita, seorang perempuan yang mirip laki-laki atau bukan keduanya
Semar berperan dalam ceritera yang berlangsung di alam kahyangan tapi ia dianggap simbol kehadiran Tuhan Yang Mahaesa di Bumi

Tuesday, May 26, 2009

KITAB ABC dan TJARAKAN DJAWA

Akan beladjar membatja bahasa Melajoe dengan hoeroef Wolanda dan Djoega akan beladjar membatja bahasa Djawa dengan hoeroef Djawa.
Demikian yang tertera di sampul depan buku ini. Diterbitkan oleh Penerbit Tan Khoen Swie Kediri, tahun 1929. [TYP Drukkerij Liem Djwan-Blitar]. Merupakan cetakan keempat. Sengaja di-inapkan di Joglo ini, untuk menunjukkan bahwa Bahasa Jawa dan tulisan Jawa diajarkan sudah lama, bahkan pembelajaran tentang huruf Jawa disandingkan dengan huruf lain. Pengenala wayang purwa juga.

Thursday, May 21, 2009

KEBATINAN JAWA DALAM ABAD 19

Dunia kebatinan Jawa acapkali hadir di setiap diskusi, ada berpendapat bahwa dunia Jawa identik dengan mistis, dan serba klinik. Ternyata dunia batin Jawa itu dalam dan tentunya menepis pendapat-pendapat yang kurang tepat, dan bahkan pendapat tersebut telah sengaja menghakimi. "Joglo" ingin menjadi jembatan pemahaman dengan menginformasikan sebuah wacana, yang secara kebetulan ditemukan di atas onggokan buku yang parkir di "Kampoeng Ilmu" Surabaya. Dalam buku itu diuraikan bahwa orang Jawa telah meramu berbagai pengalamannya, dan ditambah dengan perenungan-perenungannya.
Ternyata perkembangan pemikiran keagamaan bangsa Jawa itu banyak dilatari pengalaman sejarah hidupnya. Diceritakan lebih lanjut oleh buku ini, bahwa bangsa India dengan agamanya, yakni agama Siwa dan Buddha, memasuki Jawa, yang kekakyaan rohaninya diterima oleh bangsa Jawa. Kemudian datanglah agama Islam dengna kekayaan rohaninya, yang juga diterima oleh bangsa Jawa. Kedua sumber pemikiran hidup dan keagamaan itu digali, direfleksi, dan diramu oleh orang Jawa, yang hasilnya dicerminkan dalam kepustakaan Jawa.
Sepanjang kepustakaan ini membicarakan pemikiran keagamaan semata-mata, hampir semuanya bernafaskan kebatinan. Oleh karena itu tidaklah salah, jika kita memakai ungkapan "Kebatinan Jawa", artinya: kebatinan seperti yang diajarkan dan diparktikkan oleh orang Jawa, yang memantulkan pengolahan Jawa terhadap bahan kebatinan yang datang dari luar Jawa. Buku ini juga sempat mengadop pendapat Dr. H. Kraemer, yang memberikan terminologi tentang kebatinan Jawa, menurtnya, adalah suatu kebatinan yang mengajarkan kesatuan hamba dan Tuhan, yang sifatnya spekulatip, campuran dan radikal. Sifat kebatinan ini hingga saat dipertahankan dan tanpa mengalami perubahan.
Buku ini sengaja mengadopsi secara terbatas, dan tidak semua pustaka Jawa dihadirkan. Yang dibahas adalah pada didua buku yang terbit di abad 19 M. Yakni Serat Centini dan Serat Wirid. Dalam bahasnya Serat wirid merupakan acuan utama, sedang serat centini sebagai komplemen bahasan.
Serat Centini:
Serta ini ditulis atas perintah Sunan Paku Buwana V dari Surakarta, kira-kira pada vpermulaan abad 19M. Merupakan karya beberapa orang antara lain Jasadipura dan kemudian dikompilasi oleh Rangga-Tresna. Isi pokok ajarannya adalah sebuah dialog Seh Amongraga, ajarannya dibagi dalam dua bagian, yakni bagian pertama yang dajarkan secara umum kepada mereka yang belum maju dan sebagian diajarkan kepada seorang-orang yang sudah memiliki pikiran maju. Yang pertma biasannya disebut ajaran yang eksoteris, dan yang kedua ajaran esoteris.
Serat Wirid:
Adalah buku yang dipakai sebagai acuan dasar, ditulis oleh. R.M.Ng.Ranggawarsita pada pertengahan abad ke 19 M. [pada tahun 1916 diterbitkan oleh Adminstrasi Jawi Kanda di Surakarta sebagai cetakan ke - 4]. Menurut penulinya buku ini merupakan ajaran asli yang diajarkanoleh para wali, dan yang kemudian, atas perintah Sultan Agung Mataran, diterbitkan sebgai ajaran kesatuan.
Buku ini menurut Dr. Kraemer mewujudkan suatu teladan dari ornag Jawa untuk mempersatukan segala bahan kebatinan yang mengalir dari luar Jawa. Terdiri dari lima bab, antara lain:
Bab I : Ajaran tentang Allah dan Penciptaan [tanazzul]
Bab II : Ajaran tentang perjalanan kembali kepada Allah [tarraqqi]
Bab III. Keterangan isi ajaran yang sebenarnya
Bab IV: Proses Kematian
Bab V : Kesimpulan
Data buku
JUDUL: Kebatinan Jawa dalam ABAD 19
PENULIS: Dr. Harun Hadiwijono
PENERBIT: BPK Gunung Mulia Jakarta
TEBAL : 60 halaman
Telusur buku:
Buku ini dikais dari komunitas buku lama "Kampoeng Ilmoe" Jl. Semarang Surabaya, dari sampul diketahui bahwa buku ini diterbitkan di bawah tahun 1980, karena terdapat tanda tangan pemilik bertulisan tanggal, 30-12-80.

Thursday, May 14, 2009

HISTORY OF JAVA- MELACAK ASAL USUL TANAH JAWA

Pada tahun 851 Surya atau 879 Candra di Mamenang-Kediri Empu Satya menorehkan karyanya yang maha dahsyat, yakni sebuah karya yang mampu merestorasi pikiran orang semasa itu, terkait dengan asal usul tanah Jawa. Ternyata pada zaman itu tanah Jawa itu adalah bentangan tanah mulai dari ujung Sumatera dan Jawa saat ini, hingga Pulau Bali. Kisah yang dibentangkan buku ini sama persis dengan posting buku yang diposting di blog ini [ Mei 2009]. Judul buku yang dimaksud adalah Asal Mula Tanah Jawa........ barangkali karena penulisnya sama, maka ada beberapa persamaan bahasan, sedang perbedaannya adalah pada bab-bab berikutnya. Adapun bab yang dibahas buku ini:
BAB I
[PRABU AJI SAKA DATANG DI JAWA]
Serat Mahaparwa
Sempu Sangkala
Sultan Galbah
Pendeta Usman Aji
Bangsa Keling
Nusa Kencana
Gunung Kamula
[sama dengan buku: ]
BAB II
[ASAL MULA BERDIRINYA KRATON JAWA]
Pembukaan Dunung Mahendra
Pembukaan Gunung Danaraja
Mendirikan Wilayah Pendesaan
Pembuatan Desa Gunung karang
Batara Mahadewa Buda
Serta Mahadewa
Gunung Wasya Dibangun candi
Suci Warna Bumi
Istana Medang Kamulan
BAB III
[SEJARAH ASAL USUL AKSARA JAWA]
Aksara Jawa Kuna Permulaan
Aksara Jawa Jaman mataran Kuna
Tafsir makna Aksara Jawa
Aksara di Candi Borobudur
Aksara di Candi Sukuh
Makna Filosofis Aksara jawa
Budaya Adiluhung
BAB IV
PERKEMBANGAN AKSARA JAWA
Budaya Baca Jaman Majapahit
Sekar Ageng Prawira Lalita
Budaya Baca Jaman Walisanga
Serta Dewa Ruci
Budaya Baca Mataram Islam
Serat Sastra Gending
Azimat Kemuliaan Allah
Serat Nitipraja
BAB V
[MEREKAM SEJARAH PERADABAN JAWA]
Ketrampilan Membaca Dan Menulis
Sarana Pewarisan Kebudayaan
Perkembangan Budaya Baca Tulis
Pengembangan Ketrampilan Berbahasa
Ungkapan Ajaran Luhur
Abjad Dewa Nagari
Serta Manikmaya
Ruwatan Murwakala
BAB VI
[TAFSIR FILOSOFIS KULTURAN AKSARA JAWA]
Fungsi Aksara jawa
Karya Seni Jawa
makna Bathiniah
Makna Dinamik
Tafsir Ajaran Kuna
Seloka Jiwa
Sastra Jendra Hayuningrat
Sangkan paraning Dumadi
Ajaran paku Buwana IX
Semar Mbabar Jati Diri
BAB VII
[MEMBACA MISTERI HAKIKAT HIDUP DAN MATI]
Alam fana dan ALAM Baqa
Hidup Setelah Mati
Cakra manggilingan
Kehidupan Sejati
Hidup Kekal dan Abadi
Alam Kasatmata
Purwaning Dumadi
Paraning Dumadi
BAB VIII
DAYA LINUWIH PARA LELUHUR JAWA
Rupaning Wisaya Wungkul
Sejarah Awal Muala Keris
Lembu Andini
Awal Mula Gamelan dan Tari
Serat Dewaraja
Kraton Medang Gili
Penguasa Pulau Jawa
Sri maharaja Prajapati
Sri Maharaja Balya
Data buku
JUDUL: History Of Java
PENULIS: Dr. Purwadi.M.Hum
PENERBIT: Mitra Abadi. Griya mahkota Blok J-18 Kwarasan, Godean Yogyakarta.
ISBN:979-320-008-1
TEBAL: 211 halaman : 150 x 230
CETAKAN : pertama 2009

Warto Selaras

Google