Saturday, December 26, 2009

RIMBON AJI JAPA MANTRA

Adalah warisan leluhur yang berumur, buku ini jika dihitung umurnya sudah mencapai 54 tahun. Merupakan kreasi muda yang cenderung pada ritual permohonan kepada Sang Pencipta. Buku ini berbeda dengan primbon pada umunya, karena isinya didominasi dengan aji japa mantra. Laur biasa, semua aji yang terkenal saat itu dituliskan matranya. Puluhan japa mantra dan beberapa lelaku ada dzlam kemasan buku ini.

Monday, December 7, 2009

URIP ORA GAMPANG

Pitutur luhur yang diunggah di Joglo ini merupakan warisan para leluhur. Isinya berupa kata bijak yang mengajak semua manusia harus berkubang pada ranah rasa yang tinggi. Orang itu harus cerdas tapi harus cerdas hati.

Sunday, October 25, 2009

WAYANG KEBATINAN ISLAM

Diungkap suatu bentuk cara pandang, yakni wayang sebagi warisan budaya menyimpan jalinan pengetahuan, bahkan agama ikut menerawangnya. Kisahnya adalah keika para Wali bersiar membuat lebar luasnya agama. Wayang merupakan alat yang mampu menerjemahgkan masud dan niatan sang wali. --belum tuntas

Tuesday, August 25, 2009

SEMAR GUGAT


Semar ingin menegakkan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan. Sudah menjadi tekad bulat dan akan mengerahkan segenap kekuatan lahir batinnya. Semar dengan mata batinnya melihat bahwa saat itu Batara Guru terlalu kuat dan mendominasi kahyangan Jonggring Saloka. Peran panggung semuanya telah dikuasai, mulai dari sistem hingga lighting kehidupan telah direnggut dan dikangkangi. Sistem inilah yang membuat para dewata lain tidak berkutik, bahkan cenderung "yes man", bahkan kecut dan penakut. Semua dewata takut kehilangan kekuasaannya, posisi dan perannya takut luntur dan ludes jika harus beroposisi. Sisi lain muncul pula penyalah gunaan wewenang, serta merta hal itu terjadi karena struktur politik kahyangan terkondis otoriter, apalagi penyalah gunaan wewenang oleh ketua ikatan wanita dewata yakni Dewi Durga yang notabene permaisuri Batara Guru.
Akhirnya kayangan menjadi inharmoni, ketika betari Durga berkolaborasi dengan Wadyabala jin priprayangan.Onar pasti terjadi.
Tampaknya para kesatriya berbudi luhur yang suka akan kedamaian tak berdaya menghadapi kesaktian sang Betari. Mereka taku dan ciut nyali, karena kalah perbawa dan kalah subasita, apalagi Betari Durga itu termasuk jajaran elite.
Para satriya berihtiar dan merenung diri serasa menerawang pikir, kira-kira modal apakah yang mampu digunakan untuk mengimbangi kekuatan betrahri Durga, jika ada yang dapat digunakan untuk menggulingkan angkara murka Dewi Durga.
Yang membuat ciut nyali itu adalah kemampanan sang Durga apalagi di bungkus rapi oleh mitos-mitos kekuasaan yang cenderung menakutkan
Akhirnya sebuah imbangan hadir, muncullah sang Pamono Agung, dialah Kyai lurah Semar.
Semar akhirnya menjadi imbangan, tidak hanya kesaktian, namun dahsyatnya nurani yang tak tersentuh jiwa iri dengki dapat melumat dan melipat-lipat keangkaraan yang di putar oleh Betari Durga.
Cerita ini memberikan simpulan filosopi, bahwa kawula alit itu memberikan koreksi pada para dewata yang telah terkikis nuraninya. Semar melakukan kontrol kepada elite kahyangan, mengajarkan ilmu sejatinya untuk berlaku keseimbangan. Itulah gambaran singkat buku ini.
Keunggulan buku ini adalah pendiskripsian tuntas tentang Semar, dilihat dari kawasan filosofi. Buku ini mencuplik pikiran pikiran tajam para budayawan, ilmuwan bahkan rokhaniwan .
Sebut saja, Zetmulder,Frant Magnis Suseso, Ong Hok Ham, hingga B.R.O'G Anderson.
Dengan gamblang di urai tentang:
Eksitensi Tokoh Semar
Filosofi di balik "gara-gara'
Semar mbabar Jati Diri
Makna Semar untuk Legitimasi
Semar dan Kosmologi Jawa
Penjelmaan Dewa.
Data buku
JUDUL:SEMAR GUGAT-Kosmologi Jawa dalam Bingkai Simbolisme Pewayangan
PENULIS: Dr.Ir.Wasis Sarjono, MSc
PENERBIT: Kuntl Press. Perum Jongke C-12 Karanganyar Solo. HP: 08175423046
ISBN: 979-97629-0-3
CETAKAN : I- 2006
TEBAL: x + 274 halaman. 14 x 20 cm

Thursday, August 20, 2009

TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG

Simbul, Makna, dan Ajaran Makrifat dalam Punakawan, demikian bunyi tulisan yang terpapar di sampul depan buku ini. Banyak orang menangkap suatu ajaran kehidupan yang dipetik dari tokoh wayang, seperti halnya tokoh punakawan. Hakikat yang tersurat dan tersirat dalam wayang ini memberikan gambaran perilaku manusia dengan segenap sepak terjangnya, utamanya yang tergambar pada tokoh punakawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Kendati hanya 'batur'-pembantu alias abdi dalem, ternyata perilakunya bagaikan sebuah mata ajaran bagi sang 'ndara' atau majikannya. Bentuk fisik punakawan itu memang jelek sedikit kesan remeh dan lucu, namun dalam bertindak dan berpikir kadang melampui garis pada umumnya. Filosofis ucapannya kadang terasa membalik logika yang berlaku, yakni mendobrak kebiasaan yang cenderung palsu. Paradigma yang biasa berlaku, dapat dimentahkannya.
Buku ini meletakkan Semar seperti filsuf, karena kearifan dan cinta kasihnya kepada sesama. Semar kendati seorang pembantu, namun berprirlaku bijak, bahkan mampu membuat pola pikir dan pola tindak kesatriya berbudi bawa laksana, artinya kastriya dalam bertindak selalu menempatikan nilai-nilai luhur dan keadilan sebagai bintang pengarah khidupan.
Selanjutnya dari sisi tasawuf, Semar di gambarkan ...belum tuntas
Data buku
JUDUL: Tasawuf Semar Hingga Bagong
PENULIS: Muhammad Zaairul Hag
PENERBIT: Kreasi Wacana. Perum Sidorejo Bumi Indah [SBI] Blok F 155 Kasihan Bantul 55182. Telp: 0274-9128113. E-mil: kreasiwcn@yahoo.com
ISBN: 978-602-8001-32-8
TEBAL: x + 198
CETAKAN: Juni 2009
Isi Buku
WAYANG: SIMBOL KEHIDUPAN MANUSIA
FILSAFAT WAYANG: Menuju Kesempurnaan Hidup
WAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN:
Nilai Keadilan
Nilai Kedermawanan
Nilai Kebijakansanaan
Nilai Kesopanan
Nilai Demokrasi
Nilai Keberanian, Semangat, dan Tekad Sejati
Nilai Kasih Sayang
WAYANG, ISLAM DAN JAWA DALAM WACANA
MENGENAL FIGUS PUNAKAWAN
Punakawan: Abdi Sekaligus Teman Sejati
Semar Badranaya
Nala Gareng
Petruk Kanthong bolong
Bagong
AJARAN MORAL SPIRITUAL PUNAKAWAN
Berbakti Kepda Guru
Narima Ing Pandum
Ajaran Kepemimpinan Sejati
Ajaran Keseimbangan Hidup Sejati
Ajaran Keselamatan Sejati
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Ajaran Kebajikan
Ajaran Tasawuf
Lima Belas Sifat Satriya Utama

SEMAR SEMARAK "CITRA SEMAR DALAM KESENIAN RAKYAT INDONESIA"

SEMAR EVER SMARTY
Hadirnya buku ini menambah khasanah pemahaman, bahwa banyak orang mengagumi tokoh wayang yang jejuluk Semar. Dari kerja bareng akhirnya lahir buku yang membentangkan "Citra" Semar ini, mulai dari sensasi seni hingga makna diri sang Semar di kupas tuntas. Perwajahan buku sangat istimewa semuanya tercetak full color, tentunya berkonsekuensi pada harga buku. Karena termasuk buku yang lux, tentunya tak akan tersentuh oleh kantong kebanyakan orang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki ketertarikan tingga pada tokoh Semar merelakan isi kantong di kuras.
Image Semar sengaja dipapar dalam berbagai bentuk, dan berbagai penggunaan. Tokoh wayang Semar ini pernah digunakan sebagai merk teh, korek api, permen, hingga merk kapur tulis, gantungan kunci, bahkan saat ini terkenal sebagai icon minuman khas Jawa 'Dawet'.
Penggarapan buku sangat jeli, apalagi didukung data dan dokumentasi yang memadai, rasanya buku ini dipersiapkan secara matang, oleh karenanya dapat dikategorikan karya besar.
Kandungan filosofisnya rasanya kental, oleh karenanya sangat mulia jika dihadirkan di joglo ini. Keistimewaan lain buku ini, adalah sajian bahasa "bilingual'/dwi bahasa[Indonesia-Inggris]
Data buku
JUDUL: Semarak Semar-Citra Semar Dalam Kesenian Rakyat Indonesia [Semar, Ever So Smartly: Images Of Semar In Indonesian Folk Art]
PENULIS: Gregory Churchil, Subandi Martha, Hanuri Setiadi, Sigit Perkasa
PENERBIT: PT Tatanusa Jalan Gelagah 47 Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan (15419)Indonesia
ISBN: 978-979-3999-52-4
CETAKAN: Pertama May 2009
TEBAL: 397 halaman
ISI BUKU:
[Beberapa Keajaiban Semar]
[Semar dalam Seni Pertunjukkan]
Semar dalamWayang Golek
Semar dalam Wayang Kulit, Kritik dan Suket
Semar dalam Tari Topeng
Saudara Semar
Penukawan:Keluarga Semar
Sepupu Semar
[Semar Dalam Seni Rupa]
Lukisan dan Gambar
Arsitektur
Kaligrafi
[Semar Dalam Kerajinan Tangan]
Patung Ukiran dan Hiasan
Hulu Keris dan Papan Keris
Perhiasan dan Jimat
Mainan, Kartu Mainan dan Umbol
Kartu Ucapan dab Kertas Kado
Kaos dan Benda Rumah Tangga
Kereta Dorong Es
Iklan
[Dokumentasi Semar]
Nama-nama Semar
Kamus Semar dan Punakawan
Beberapa Lakon dengan Peranan Semar
Sumber Informasi
Sumber Foto dan Koreksi
SARING-SADAPAN RINGKAS:
SEMAR TIDAK PERNAH
Semar mempunyai delapan kekuatan, yang adakala disebut Mustika Manik Astagina, yang dianggap sumber kekuasaannya. di bawah versi yang telah diperbarui oleh kami mengenai delapan kekuatan Semar:
Semar tidak pernah lapar atau kenyang
Semar tidak pernah sedih atau gembira
Semar tidak pernah letih atua segar
Semar tidak pernah jatuh cinta atau membenci
Semar tidak pernah mengantuk atau sigap
Semar tidak pernah sakit atau sehat
Semar tidak pernah panas atau dingin
Semar tidak pernah jauh atau dekat
CIRI-CIRI SEMAR
Semar juru bicara rakyat biasa
Pengarahan Semar selalu membawa kemenangan
Semar merupakan pembantu yang cendekiawan
Semar selalu mengucapkan kebenaran yang paling hakiki
Semar berwujud dari maya, kekosongan yang gelap dari alam semesta
Semar mengemban tugas memperbaiki kesalahan dewa-dewa dan raja-raja
Semar merupakan pengayom yang harus sering memberi pelajaran kepada orang paling dilindungi
DUALITAS DAN AMBIGUITAS SEMAR
Semar ada sekaligus tidak ada
Semar orang kasar dikagumi orang halus
Semar sedang berdiri tapi kelihatan berjongkok
Semar beraga cacat fisik tapi berjiwa sempurna
Semar merupakan dewa tapi menjadi orang niasa
Semar tidak nampak tapi dapat berwujud manusia
Semar berada di dunia tapi melancong di kahayangan
Semar merupakan badut tapi memberi pelajaran serius
Semar tida ada di tempat tinggal tapi ada dimana-mana
Semar merupakan seorang pelawak tapi bukan pendaya muslihat
Semar tidak mempunyai seorang anak tapi punya banyak anak laki-laki
Semar selalu mengatakan yang benar tapi mengucapkannya dalam kata teka-teki
Semar berair mata berlinang, biarpu ia sedang tertawa, tapi tidak pernah mengangis
Semar banyak dikenal dan dicintai tapi sekaligus tidak dapat dikenal dan selalu sendiri
Semar memberi inspirasi dari keindahan hatinya walaupun mempunyai beberapa kecacatan
Semar mempunyai kuncung seperti anak kecil tapi warnanya putih seperti rambut seorang tua
Semar seorang lelaki yang mirip wanita, seorang perempuan yang mirip laki-laki atau bukan keduanya
Semar berperan dalam ceritera yang berlangsung di alam kahyangan tapi ia dianggap simbol kehadiran Tuhan Yang Mahaesa di Bumi

Tuesday, May 26, 2009

KITAB ABC dan TJARAKAN DJAWA

Akan beladjar membatja bahasa Melajoe dengan hoeroef Wolanda dan Djoega akan beladjar membatja bahasa Djawa dengan hoeroef Djawa.
Demikian yang tertera di sampul depan buku ini. Diterbitkan oleh Penerbit Tan Khoen Swie Kediri, tahun 1929. [TYP Drukkerij Liem Djwan-Blitar]. Merupakan cetakan keempat. Sengaja di-inapkan di Joglo ini, untuk menunjukkan bahwa Bahasa Jawa dan tulisan Jawa diajarkan sudah lama, bahkan pembelajaran tentang huruf Jawa disandingkan dengan huruf lain. Pengenala wayang purwa juga.

Thursday, May 21, 2009

KEBATINAN JAWA DALAM ABAD 19

Dunia kebatinan Jawa acapkali hadir di setiap diskusi, ada berpendapat bahwa dunia Jawa identik dengan mistis, dan serba klinik. Ternyata dunia batin Jawa itu dalam dan tentunya menepis pendapat-pendapat yang kurang tepat, dan bahkan pendapat tersebut telah sengaja menghakimi. "Joglo" ingin menjadi jembatan pemahaman dengan menginformasikan sebuah wacana, yang secara kebetulan ditemukan di atas onggokan buku yang parkir di "Kampoeng Ilmu" Surabaya. Dalam buku itu diuraikan bahwa orang Jawa telah meramu berbagai pengalamannya, dan ditambah dengan perenungan-perenungannya.
Ternyata perkembangan pemikiran keagamaan bangsa Jawa itu banyak dilatari pengalaman sejarah hidupnya. Diceritakan lebih lanjut oleh buku ini, bahwa bangsa India dengan agamanya, yakni agama Siwa dan Buddha, memasuki Jawa, yang kekakyaan rohaninya diterima oleh bangsa Jawa. Kemudian datanglah agama Islam dengna kekayaan rohaninya, yang juga diterima oleh bangsa Jawa. Kedua sumber pemikiran hidup dan keagamaan itu digali, direfleksi, dan diramu oleh orang Jawa, yang hasilnya dicerminkan dalam kepustakaan Jawa.
Sepanjang kepustakaan ini membicarakan pemikiran keagamaan semata-mata, hampir semuanya bernafaskan kebatinan. Oleh karena itu tidaklah salah, jika kita memakai ungkapan "Kebatinan Jawa", artinya: kebatinan seperti yang diajarkan dan diparktikkan oleh orang Jawa, yang memantulkan pengolahan Jawa terhadap bahan kebatinan yang datang dari luar Jawa. Buku ini juga sempat mengadop pendapat Dr. H. Kraemer, yang memberikan terminologi tentang kebatinan Jawa, menurtnya, adalah suatu kebatinan yang mengajarkan kesatuan hamba dan Tuhan, yang sifatnya spekulatip, campuran dan radikal. Sifat kebatinan ini hingga saat dipertahankan dan tanpa mengalami perubahan.
Buku ini sengaja mengadopsi secara terbatas, dan tidak semua pustaka Jawa dihadirkan. Yang dibahas adalah pada didua buku yang terbit di abad 19 M. Yakni Serat Centini dan Serat Wirid. Dalam bahasnya Serat wirid merupakan acuan utama, sedang serat centini sebagai komplemen bahasan.
Serat Centini:
Serta ini ditulis atas perintah Sunan Paku Buwana V dari Surakarta, kira-kira pada vpermulaan abad 19M. Merupakan karya beberapa orang antara lain Jasadipura dan kemudian dikompilasi oleh Rangga-Tresna. Isi pokok ajarannya adalah sebuah dialog Seh Amongraga, ajarannya dibagi dalam dua bagian, yakni bagian pertama yang dajarkan secara umum kepada mereka yang belum maju dan sebagian diajarkan kepada seorang-orang yang sudah memiliki pikiran maju. Yang pertma biasannya disebut ajaran yang eksoteris, dan yang kedua ajaran esoteris.
Serat Wirid:
Adalah buku yang dipakai sebagai acuan dasar, ditulis oleh. R.M.Ng.Ranggawarsita pada pertengahan abad ke 19 M. [pada tahun 1916 diterbitkan oleh Adminstrasi Jawi Kanda di Surakarta sebagai cetakan ke - 4]. Menurut penulinya buku ini merupakan ajaran asli yang diajarkanoleh para wali, dan yang kemudian, atas perintah Sultan Agung Mataran, diterbitkan sebgai ajaran kesatuan.
Buku ini menurut Dr. Kraemer mewujudkan suatu teladan dari ornag Jawa untuk mempersatukan segala bahan kebatinan yang mengalir dari luar Jawa. Terdiri dari lima bab, antara lain:
Bab I : Ajaran tentang Allah dan Penciptaan [tanazzul]
Bab II : Ajaran tentang perjalanan kembali kepada Allah [tarraqqi]
Bab III. Keterangan isi ajaran yang sebenarnya
Bab IV: Proses Kematian
Bab V : Kesimpulan
Data buku
JUDUL: Kebatinan Jawa dalam ABAD 19
PENULIS: Dr. Harun Hadiwijono
PENERBIT: BPK Gunung Mulia Jakarta
TEBAL : 60 halaman
Telusur buku:
Buku ini dikais dari komunitas buku lama "Kampoeng Ilmoe" Jl. Semarang Surabaya, dari sampul diketahui bahwa buku ini diterbitkan di bawah tahun 1980, karena terdapat tanda tangan pemilik bertulisan tanggal, 30-12-80.

Thursday, May 14, 2009

HISTORY OF JAVA- MELACAK ASAL USUL TANAH JAWA

Pada tahun 851 Surya atau 879 Candra di Mamenang-Kediri Empu Satya menorehkan karyanya yang maha dahsyat, yakni sebuah karya yang mampu merestorasi pikiran orang semasa itu, terkait dengan asal usul tanah Jawa. Ternyata pada zaman itu tanah Jawa itu adalah bentangan tanah mulai dari ujung Sumatera dan Jawa saat ini, hingga Pulau Bali. Kisah yang dibentangkan buku ini sama persis dengan posting buku yang diposting di blog ini [ Mei 2009]. Judul buku yang dimaksud adalah Asal Mula Tanah Jawa........ barangkali karena penulisnya sama, maka ada beberapa persamaan bahasan, sedang perbedaannya adalah pada bab-bab berikutnya. Adapun bab yang dibahas buku ini:
BAB I
[PRABU AJI SAKA DATANG DI JAWA]
Serat Mahaparwa
Sempu Sangkala
Sultan Galbah
Pendeta Usman Aji
Bangsa Keling
Nusa Kencana
Gunung Kamula
[sama dengan buku: ]
BAB II
[ASAL MULA BERDIRINYA KRATON JAWA]
Pembukaan Dunung Mahendra
Pembukaan Gunung Danaraja
Mendirikan Wilayah Pendesaan
Pembuatan Desa Gunung karang
Batara Mahadewa Buda
Serta Mahadewa
Gunung Wasya Dibangun candi
Suci Warna Bumi
Istana Medang Kamulan
BAB III
[SEJARAH ASAL USUL AKSARA JAWA]
Aksara Jawa Kuna Permulaan
Aksara Jawa Jaman mataran Kuna
Tafsir makna Aksara Jawa
Aksara di Candi Borobudur
Aksara di Candi Sukuh
Makna Filosofis Aksara jawa
Budaya Adiluhung
BAB IV
PERKEMBANGAN AKSARA JAWA
Budaya Baca Jaman Majapahit
Sekar Ageng Prawira Lalita
Budaya Baca Jaman Walisanga
Serta Dewa Ruci
Budaya Baca Mataram Islam
Serat Sastra Gending
Azimat Kemuliaan Allah
Serat Nitipraja
BAB V
[MEREKAM SEJARAH PERADABAN JAWA]
Ketrampilan Membaca Dan Menulis
Sarana Pewarisan Kebudayaan
Perkembangan Budaya Baca Tulis
Pengembangan Ketrampilan Berbahasa
Ungkapan Ajaran Luhur
Abjad Dewa Nagari
Serta Manikmaya
Ruwatan Murwakala
BAB VI
[TAFSIR FILOSOFIS KULTURAN AKSARA JAWA]
Fungsi Aksara jawa
Karya Seni Jawa
makna Bathiniah
Makna Dinamik
Tafsir Ajaran Kuna
Seloka Jiwa
Sastra Jendra Hayuningrat
Sangkan paraning Dumadi
Ajaran paku Buwana IX
Semar Mbabar Jati Diri
BAB VII
[MEMBACA MISTERI HAKIKAT HIDUP DAN MATI]
Alam fana dan ALAM Baqa
Hidup Setelah Mati
Cakra manggilingan
Kehidupan Sejati
Hidup Kekal dan Abadi
Alam Kasatmata
Purwaning Dumadi
Paraning Dumadi
BAB VIII
DAYA LINUWIH PARA LELUHUR JAWA
Rupaning Wisaya Wungkul
Sejarah Awal Muala Keris
Lembu Andini
Awal Mula Gamelan dan Tari
Serat Dewaraja
Kraton Medang Gili
Penguasa Pulau Jawa
Sri maharaja Prajapati
Sri Maharaja Balya
Data buku
JUDUL: History Of Java
PENULIS: Dr. Purwadi.M.Hum
PENERBIT: Mitra Abadi. Griya mahkota Blok J-18 Kwarasan, Godean Yogyakarta.
ISBN:979-320-008-1
TEBAL: 211 halaman : 150 x 230
CETAKAN : pertama 2009

ASAL MULA TANAH JAWA-DR. Purwadi, M.Hum-Hari Jumanto, SS

Kisah-kisah silam yang berlangsung ribuan tahun kadangkala lenyap begitu saja, namun kepiawaian seorang-orang yang mampu menyimpan pikiran dan pengalamannya secara cermat, dan mendokumentasikannya akan mampu merestorasi. Dari upaya-upaya istimewa yang dilakukan adalah menyimpan sebuah kisah terkait dengan Asal mula Tanah Jawa. Buku ini membentangkan sebuah alkisah, ketika itu di tanah Hidustan ada seorang raja brahmana, berjuluk Prabu Isaka atau yang disebut dengan Prabu Ajisaka. Sang Prabu Ajisaka ini adalah putera dari Prabu Iwasaka atau Betara Anggajali.
Prabu Ajisaka diajari berbagai laku oleh ayahnya sehingga ia mendapatkan banyak kesaktian sebagaimana para dewa. Setelah itu ia diperintahkan untuk bertapa di sebuah pulau yang panjang [dawa] yang keadaannya sepi, dan sebelumnya oleh Sanghyang Guru diberi nama Pulau Jawa. Pramu Isaka kemudian bergegas mencarinya. Setelah cukup lama, ia menemukan menemukan pulau yang masih sunyi, kira-kira di sebelah tenggara tanah Hidustan. Ketika pertama kali Prabu Isaka menginjak di pesisir utara Pulau Jawa, menurut hari Hindu menjelang hari Buda, menjelang masa kartika, dalam tahun sambrama. Jaman pancamakala mencapai 768 tahun. Prabu Isaka lalu mengelilingi seluruh daratan pulai ini, mulai dari ujung barat laut hingga ujung tenggara.
Prabu Isaka sangat kagum ketika mengetahui panjang pulau ini, karena mulai dari Aceh sampai Bali masih utuh menjadi satu.
Dikisahkan, perjalanan Prabu Isaka mengelilingi Pulau Jawa mendapat kemudahan dari Hyang Suksma. Ia hanya membutuhkan waktu 103 hari. Prabu Isaka lalu bertempat di Gunung Hyang, yakni Gunung Kendeng di daerah Prabalingga dan Besuki. Permulaan pembabatan ketika hari soma tanggal 14, pada masa sitra, masih dalam tahun sambrama. Pada waktu itu, Prabu Isaka bernama Empu Sangkala, serta berkehendak menghitung angka tahun lamanya bertapa. Karena pembabatan hutan Gunung Hyang dijadikan sebagai angka permulaan tahun, maka dinamakan tahun Sangkala. Yakni pada masa kartika dalam tahun sambrama dalam hitungan tahun matahari atau rembulan. Adapun bunyi sengkalanya sama dengan tahun kepala satu Jebug Sawuk, menandai tahun 1, yakni permulaan adanya tahun Jawa yang dipakai sebagai pedoman permulaan adanya tahun Jawa yang dipakai sebagai pedoman di kemudian hari, serta awal mula Pulau Jawa ditempati manusia. Begitulah serpihan kisah asal pulau Jawa. Anda dapat sisilainnya. sila klik,
Data buku
JUDUL: Asal Mula Pulau Jawa
PENULIS: Dr. Purwadi, M-Hum dan Hari Jumanto, SS
PNERBIT:--maaf belum tuntas

Friday, May 8, 2009

KONFLIK BERDARAH DI TANAH JAWA

Tulisan Raka Revolta ini memberikan catatan atas sejumlah pemberontakan masa kerajaan-kerajaan di Jawa. Dari berbagai pembentangan buku ini dapat dipetik sari pati sebuah proses kehidupan utamanya terkait dengan masa lalu bangsa kita. Tentunya yang sangat diharapkan adalah salah satu bentuk refleksi diri untuk kepentingan pembaharuan kehidupan di masa mendatang. Serpihan catatan ini menggambarkan bahwa bangsa di tanah Jawa, setiap suksesi selalu didominasi dengan suasana yang berdarah-darah. Pertikaian demi pertikaian sangat lekat masih berada dilingkung keluarga.
Kehadiran buku di "Joglo" ini bermaksud memberikan "pepiling", sedikitnya bercermin diri, agar dalam meretas kehidupan tidak harus melewati phase berdarah-darah.
Data buku
JUDUL: Konflik Berdarah Di Tanah Jawa: kisah para Pemberontak Jawa
PENULIS: Raka Revolta
PENERBIT: Bio Pustaka Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292. Telp: 0274-7019945
ISBN: 978-602-8097-12-3
TEBAL: viii+ 152 halaman : 14,5 x 20,5
Yang Bahas:
ZAMAN SINGOSARI
KEN AROK: Dari Bengundal Menjadi Baginda
ANUSAPATI:Dendam Putra Sang Akuwu
TOHJAYA: Dendam Sang Anak Selir
RANGGAWUNI: Matahari Damai do Senja Singosari
MAHISA SEMPAKA : Kongsi Kuasa Cucu Ken Arok
JAYAKATWANG: Tokoh di Balik Rubuhnya Singosari
MAJAPAHIT
RADEN WIJAYA: Siasat Cerdik Sanga Pangeran
RANGGALAWE: Protes Keras Sang Tokoh Lugas
LEMBU SORA: Korban Intrik Politik Di Majapahit
NAMBI: Perlawanan Loyalis Majapahit
RA KUTI: Episode Berdarah Konflik di Majapahit
RA TANCAa : Sisa Persekongkolan Anti- Jayanegara
ZAMAN JAWA ISLAM
RADEN PATAH: Pionir Pemerintahan Islam Jawa
KI AGENG PENGGING: Loyalitas untuk Syeh Siti Jenar
JAKA TINGKIR: Pendiri Kerajaan Pajang
PANEMBAHAN SENOPATI: Pendiri Dinasti Mataram Islam
TRUNOJOYO: Ketidakadilan Sebagai Benih Pemberontakan
UNTUNG SUROPATI: Pemberontakan "Si Bukan Siapa-siapa"
RADEN MAS GERANDI {SUNAN KUNING]: Pemberontakan Berikutnya di Mataram
PANGERAN MANGKUBUMI: Konflik dalam Singgungan Kolonial
RADEN MAS SAID: Pemberontakan Paling Kuat
PANGERAN DIPONEGORO: Sang Pangeran Pemberontakan

Tuesday, February 24, 2009

TRISILA KEJAWEN-OJO DUMEH-ELING LAN WASPADA

Ungkapan Aja Dumeh Eling lan Waspada adalah ungkapan yang tidak dapat dilepaskan dari tatanan kehidupan manusia, karena ketika manusia sedang berinteraksi ungkapan tersebut memiliki kontribusi yang kuat dalam menjaga integritas kepribadian.
Menurut buku ini, "ojo dumeh, eling lan waspodo" di dalam mengarungi hidup dan kehidupan agar selama dalam perjalanan mengarungi 'lautan' kehidupan dapat selamat dan sampai tujuan dengan sejahtera dan rahayu.
BUKU MENGUPAS:
Jika 'dionceki" atau dikupas satu persatu dari "Ojo dumeh, eling lan waspodo", maka kata pertama yakni "Ojo Dumeh" terdiri dari dua kata yaitu "Ojo" dan "dumeh".
Ojo, dalam bahasa Indonesia berati Jangan atau tidak boleh. Kata pertama ini dinyatakan untuk manusia secara tegas dan lugas yakni OJO yang dalam bahasa Indonesia berari JANGAN, apa makna dalamnya?.
Manusia itu tempat bersemayamnya "lali"--[lupa-Bhs. Indonesia]. "Manungsa itu kadunungan lali", Manusia itu suka lupa [lupa diri, lupa daratan, lupa asal-usul, lupa sejarahnya, atau lupa yang lain. Disamping itu pula manusia itu cenderung tergoda oleh hawa nafsu duniawi, munusia itu suka pada "Aji Mumpung", yakni aji mumpung yang bercitarasa buruk/negatif. Maka OJO, adalah ikon pengendali, agar manusia itu tidak larut dalam ranah duniawi, yang dilingkungi nafsu-nafsu yang buruk.
Faktor duniawi sudah sangat mendominasi tata pola kehidupan kita, dan pada hakikatnya apa yang tersaji di dunia ini adalah karena kuasa Ilahi, siapa saja yang mampu mengendalikan diri, tentunya akan mendapat sesuatu yang bermanfaat. Ojo berarti memberikan kendali kepada kita, untuk tidak lupa diri selalu bercermin diri atau instropeksi. Ketika Ojo sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita, maka kita akan "Waskito", arief dan bijaksana
DUMEH atau dupeh atau dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "mentang-mentang". Jadi "Ojo dumeh" berarti JANGAN MENTANG-MENTANG.
Kemudian "eling lan waspodo", di bentangkan oleh buku ini tergapai jika "ojo dumeh" sudah terintegrasikan didalam diri manusia. "eling lan waspodo" itu, tidak pernah hadir tanpa di modali oleh perilaku yang "Ojo dumeh".
Data Buku
JUDUL: Trisila Kejawen Menguak Misteri Ojo Dumeh, Eling lan Waspodo
PENULIS: Tjaroko HP Teguh Panoto
PENERBIT: Kuntul Press. Jl. Gombang [depan Puskesmas], Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
ISBN: 978-979-16502-7-4
TEBAL: 118 halaman: 14 x 20 cm
CETAKAN: I- 2009
Catatan:
Maaf jika dinarasikan sekelumit, sebenarnya makna yang tersirat dalam kata "OJO DUMEH ELING LAN WASPODO" ini sangat dalam, dengan membaca buku ini sangat memungkin kita dapat memahami secara luas]

Thursday, February 5, 2009

ASTADASA KOTTAMANING PRABHU-BHRE TANDES

18 RAHASIA SUKSES PEMIMPIN BESAR NUSANTARA
GAJAH MADA
Jika kita cermat mebuka khasanah budaya Jawa melalui beberapa literatur lama, maka akan berdecak kagus, ternyata pola kepimpinan saat ini ternyata hanya berkekutan kuku jari manusia, dibanding tinggalan budaya kita. Seperti kemampuan manajerial yang dimilki Patih Gajah Mada, yang berdimensi futurologi sekaigus holistic. Kala kita lebih mendalami, maka kehebatan Jeck Welch akan terusik, keunggulan pola kepeimpinan Microsoft pun tak mampu menandingi. Namun pola pikir pola tidak yang disarikan kedalam buku ini perlu pula disandingkan serta diadaptasikan dengan keadaan sekarang, sehinga akan mudah cerna.
Data buku
JUDUL: Astadasa Kottamaning Prabhu - 18 Rahasia Sukses Peimpin Besar Nusantara Gajah Mada
PENULIS: Bhre Tandes
PENERBIT: PT Gramedia Lt. 2-3. Jl. PAlmerah Barat 33-37 Jakarta 10270
ISBN: - 10 : 979-22-3021-1
ISBN: - 13 : 978-979-22-3021-5
CETAKAN: Jakarta 2007
TEBAL: v + 121
Buku ini membagi diri dalam lima bagian bahasan, yang pertama membahas tentang Gajah Mada terkait dengan jati diri dan pola kepemimpinannya. Bab kedua terkait dengan "Dimensi Spiritual", bahwa sukses kepemipinan itu juga sisokong dari ranah spiritual. Bab Ketiga "Dimensi Moral" membentangkan masalah-masalah moralitas mulai dari Mantriwira dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, hingga "Tan Satresna" dalam bersikap adil dan obyektif.
Dimensi Managerial terkait dengan nilai-nilai tradisi dikupas pada bab empat. Dan Bab kelima merupakan refleksi dari perilaku Gajah Mada.
SADAPAN:
Kriteria Kepemimpinan
Bagi Gajah Mada seorangan pemimpin harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu:
Abhikamika: Pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi ke bahwa, dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak daripada kepentingan pribadi atau golongan
Prajna:Pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan agama, serta dapat dijadikan panutan masyarakat
Utsaha: Pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif, dan inovatif [pelopor pembaharuan], serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahtera rakyat [semua stakeholder]
Atmasampat: Pemimpin mempunyai kepribadian berintegritas tinggi, moral yang luhur serta obyektivitas dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan untuk kemajuan [organisasi yang dipimpinnya]
Sakya Samanta: Pemimpin sebagian fungsi kontrol mampu mengawasi bawahan secara efektif, efisiensi produktif, dan berani menindak secara adil yang bersalah tanpa pilih kasih
Aksuda Praisakta: Pemimpin harus akomodatif, mampu memadukan perbedaan dengan permusyawaratan, pandai berdiplomasi, serta menyerap aspirasi bawahan dan rakyatnya [stakeholder].
Selanjutnya untuk memenuhi enam kriteria tersebut di atas, seorang calon pemimpin atau pemimpin harus terus menerus membangun kualitas positif PENDAWA LIMA, demikian kata buku Bhre Tandes, ini.
Lalu apa kualitas Positif Pendawa Lima itu?, berikut sadapannya.
KUALITAS POSITIF PENDAWA
  1. Kualitas Yudistira [Aji]: Bijaksana dan mahir dalam segala ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan agama/spiritual maupun ilmu pengethaun dan teknologi
  2. Kualitas Bima [Giri]: Kuat iman, teguh, tangguh dalam meneggakan kebenaran, serta tabah dan tegar dalam menghadapi segala kendala rintangan maupun penderitaan
  3. Kualitas Arjuna [Jaya]: Kemampuan menundukkan musuh-musuhnya dan segala sifat-sifat buruk yang ada dalam diri untuk mencapai kesempurnaan lahir batin
  4. Kualitas Nakula [Nangga]: Tangguh dan tanggap dalam segala keadaan serta tahu membawa diri, sehingga tidak terjerumus dalam kehancuran atau hal-hal yang merugikan
  5. Kualitas Sadewa [Priyambada]:Mampu memberikan rasa kebahagiaan, ketenteraman dan kedamaian lahir-batin kepada masyarakatnya. [Tidak mungkin disadap semua.....]

TELUSUR:

Nama asli penulis buku ini adalah Mohamad Hendratnoko, lebih suka memakai nama Bhre Tandes yang berarti orang Tandes. Adalah lulusan Jurusan Teknik Kelautan FTK ITS

Saturday, January 24, 2009

HOROSKOP JAWA; KAPITU [23 Desember -3Pebruari]

Kendati manusia itu memiliki ke-khasan atau ciri wanci yang uniq, namun terdapat beberapa perwatakan yang sifatnya umum. Pengamatan dan pencermatan bertahun tahun terhadap manusia, memberikan kunklusi tertentu, bahwa orang yang dilahirkan pada bukan dan tanggal tertentu, memilki perilaku dan harapan-harapan tertentu. Buku ini membahasanya dengan dasar perhitungan kalender Jawa. Hakikatnya sama apa yang dilakukan primbon-primbom Jawa. Hampir tidak apa perbedaan, hanya buku ini dikemas dengan sistematika yang menyederhanakan, sehingga mudah cerna. Sebenarnya horoskop Jawa ini memiliki ranah cakupan yang hampir sama dengan "rasi-bintang"- Genimi-Cancer-Leo, dll, namun batasan ruangnya memiliki nama, "mongso", seperti buku yang sedang dibenta ini, adalah cakupan perwatakan yang termasuk dalam "mongso kapitu" [yakni seorang-orang yang terlahir antara tanggal 23 Desember hingga-3 Pebruari ].
Adapun rentangan mongso itu antara lain:
  1. Kawolu [4 Pebruari sd 1 Maret]
  2. Kasanga [2 Maret sd 26 Maret]
  3. Kasadasa [27 Maret sd 19 April]
  4. Desta [20 April sd 12 Mei]
  5. Saddha [13 Mei sd 22 juni]
  6. Kaso [23 Juni sd 2 Agustus]
  7. Karo [3 Agustus sd 25 Agustus]
  8. Katelu [26 Agustus sd 18 September]
  9. Kapat [19 September sd 13 Oktober]
  10. Kalima [ 14 Oktober sd 9 Nopember]
  11. Kanem[10 Nopember sd 22 Desember]
  12. Kapitu....buku yang sedang kita bahas

Kemudian dari mongso itu dapat dideskripsikan perwatakan manusia mulai dari:

  • Ciri-ciri dan sifat- sifat yang khas
  • Keadaan fisik dan kondisi kesehatan
  • Keadaan masa kanak-kanak
  • Keadaan masa remaja
  • Ikatan persahabatan
  • Penghidupan yang cocok
  • Rejeki dan penghidupannya
  • Jodoh untuk perkawinan
  • Saat-saat yang tepat
  • Hobi yang cocok
  • Permata, warna, dan Bunga yang sepadan
RINGKASAN PEWRWATAN UNTUK ORANG YANG DINAUNGI MANGSAKAPITU:
Umumnya bersikap sederhana dan penuh kesahajaan, seerta memilki kecenderungan rajin, adil, tegas dan tulus dalam bekerja. Memilki penmgaruh yang kuat serta cenderung disegani oleh mitra-mitranya. Sangat cocok menduduki pimpinan, bahkan sangat kharismatik.
Data buku
JUDUL: Horoskop Jawa-Seluk Beluk Aku dan Kamu meneurut Kalender dan Astrologi Jawa [Kapitu, 23 Desember-3Pebruari]
PENULIS: Suroso Aji Pamungkas
PENERBIT : Narasi. Jl. Irian Jaya D-24 Perrum Nogotirto II Yogyakarta 55292. Telp: 0274-7103084.
ISBN: [10] 979-168-129-5
ISBN[13: 978-979-168-129-2
TEBAL: Viii+112 hlm: 12 x 20
CETAKAN: Pertama 2009

Tuesday, January 20, 2009

KI AGENG SURYOMENTARAM-RATIH SARWIJONO

SANG PLATO DARI JAWA
Ki Ageng Suryomentaram adalah seorang-orang filosof dari Jawa yang sangatbterkenal. Beliau meninggalkan segala kememegahan yang dimiliki sebagai seorang pengeran dari istna Kraton Yogyakarta dan memilih jalan hidup sebagai petani kecil. Di desa Bringin Salatiga, ia menyelami segala peristiwa dengan cara berpikir rasional. Berbeda dengan para tokoh budaya yang hanya percaya mitos, ia justru lari dari mistisme menuju pemikiran ilmiah akademis, sebagaimana Plato. Buku-buku Ki Ageng Suryamentaram ini acapkali diseminarkan bahkan dibuat sebagai sandaran ketika seorang-orang melakukan refleksi kritis. Dari buku tersebut, maka akan kita peroleh pemahaman mantik dan logika, uantu memperoleh kebahagiaan dan ketentraman sejati. Buku ini juga bermaksud memberikan tuntunan kepada pembaca agar lebih menyelami pemikiran Ki Ageng suryamentaram secara langsung. Adapun Ajaran Ki Ageng Suryamentaran itu antara lain:
  1. Perbudakan terhadap Diri Sendiri
  2. Kecukupan Kebutuhan Hidup
  3. Kesehatan Fisik
  4. Sembilan Sumber Penderitaan
  5. Jiwa Merdeka dan Bahagia
  6. Susah dan senang
  7. Merningkatkan Target
  8. Mengendurkan Pencapaian
  9. Memahami Keinginan Sendiri
  10. Memetik Buah Kebahagiaan
  11. Manusia Tanpa Ciri
  12. Pendidikan Menuju Manusia seutuhnya
  13. Mersa Benar Sebagai Hiburanb
  14. Rintangan-rintangan
  15. Latihan Memberdayakan Diri
  16. Ego Kradangsa
  17. Manusia Tanpa Cacat

Data buku

JUDUL: Ki Ageng Suyometaram Sang Plato dari Jawa
PENULIS: Ratih Sarwiyono
PENERBIT: Cemerlang Publishing. Jl. Kaliurang Jk. (,3 Yogyakarta. E-mail: cemerlang_yk@yahoo.co.id
ISBN: 978-979-18028-6-3
TEBAL: 180 hlm
CETAKAN: I Nopember 2008

Monday, January 12, 2009

FENG SHUI JAWA

Membentangkan masalah Karir, Rezeki, Jodoh dan Watak, dikaitkan dengan jati diri seorang-orang, misalnya pasaran hari lahir, bulan lahir dan tanggala lahir. Buku ini dilengkapi dengan, rahasia kekuatan ajian ilmu pelet dan pengasihan. Kehadiran Feng Shui ini memberikan prediksi dan analisa sesuai perhitungan Jawa yang diakui oleh banyk kalangan. Buku ini memberikan info lengkap, akurat dan komprehensif petuangan-petungan sekaligus antisipasinya.
Petung menurut buku ini, bukan sekedar klenik atau gogon tuhon belaka, melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang Jawa pada masnya. Dengan petungan Jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya terkait pula dengan kehidupannya kelak.
Data Buku
JUDUL: Feng Shui Jawa
PENULIS: Tunggul Winarah
PENERBIT: Araskan E-mail: penerbit_araska@yahoo.com Website: http://araska.wordpress.com/
ISBN: 978-979-16641-5-8
CETAKAN: I- Januari 2009
Yang dibahas:
  1. Perhitungan Kehidupan
  2. Watak Manusia Berdasarkan Hari Kelahiran
  3. Perihal Kelahiran
  4. Perhitungan Perjodohan
  5. Perihal Rumah dan Tanah
  6. Perhitungan Dalam Bepergian
  7. Perhitungan Rizki Berdasarkan Hari dan Arah
  8. Rahasia Kekuatan Ilmu Pelet dan Pengasihan

PRIMBON JAWA MODERN

Menurut "Pustaka Raja Purwa" karya R.Ng.Ranggawarsita mitilogi Jawa banyak dikaitkan dengan Sang Aji Saka. Aji Saka adalah manusia pertama yang mengijak Pulo Dwa [pulau panjang]. Pulo Dawa adalah sebutan Pulau Sum,atera, Pulau Jawa dan Pulau Bali yang ketika itu masih menyatu. Nama Aji Saka, dapat diterjemahkan sebagai kayu [tiang] utama. Konon tokoh ini adalah raja dari Hindusthan, bergelar raja Salivahana. Penobatannya menjadi raja terjadi pada tahun 78 Masehi. Masyarakat Jawa mengenal Aji Saka dengan nama Prabu Isaka dan atau Empu Sangkala.
Kedatangan Aji Saka untuk pertama kali di Pulau Dawa ini kono juga digunakan sebagai penetu tahun Jawa. Tetapi ada pula yang menyatakan bahwa perhitungan tahun Jawa di mulai sejak dinibatkannya raja Salivahana [78 masehi].
Mesteri tahun Jawa ini, menurut Babad Jawa, dijadikan pula sebagai budaya memperhitungkan ilmu perbintangan . Dan ilmu ini ditungkan dalam Primbon Jawa, yang di dalamnya termasuk Pawukon, Pranatamangsa dll. Selanjutnya Ilmu ini dapat difungsikan sebagai tafsir bahkan alat pridiksi sebuah kejadian, sehingga seorang-orang mampu mengantisipasi secara dini, atau beradaptasi. Bahasan buku ini antara lain:

  1. Aksara Jawa dan Pengaruhnya Terhadap Hidupa Manusia
  2. Waktu, Hari, Dan Pasaran Jawa Beserta Pengaruhnya
  3. Ramalan Primbon Berdasarkan Anggota Badan
  4. Tafsir Mimpi
  5. Binatang Mistik Dan Kehidupan Sehari-hari
  6. Tafsir Tentang Pertanda Alam
  7. Syarat Mendirikan Rumah Berdasarkan Perhitungan Bulan;

Data Buku
JUDUL: Primbon Jawa Modern-Tip Jitu Meramal Nasib
PENULIS: Narendra Qamajaya
PENERBIT: Bnayu Media Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto Yogyakarta 55292 Telp: 0274-7019945.
ISBN: 978-979-18943-1-9
TEBAL: viii + 132 hlm: 15 x 23
CETAKAN : 2008
[Catatan: Buku ini membahas juga tentang, Nama Badan Usaha, Produk, Logo perusahaan dan Pengaruhnya].

Warto Selaras

Google