Tuesday, February 24, 2009

TRISILA KEJAWEN-OJO DUMEH-ELING LAN WASPADA

Ungkapan Aja Dumeh Eling lan Waspada adalah ungkapan yang tidak dapat dilepaskan dari tatanan kehidupan manusia, karena ketika manusia sedang berinteraksi ungkapan tersebut memiliki kontribusi yang kuat dalam menjaga integritas kepribadian.
Menurut buku ini, "ojo dumeh, eling lan waspodo" di dalam mengarungi hidup dan kehidupan agar selama dalam perjalanan mengarungi 'lautan' kehidupan dapat selamat dan sampai tujuan dengan sejahtera dan rahayu.
BUKU MENGUPAS:
Jika 'dionceki" atau dikupas satu persatu dari "Ojo dumeh, eling lan waspodo", maka kata pertama yakni "Ojo Dumeh" terdiri dari dua kata yaitu "Ojo" dan "dumeh".
Ojo, dalam bahasa Indonesia berati Jangan atau tidak boleh. Kata pertama ini dinyatakan untuk manusia secara tegas dan lugas yakni OJO yang dalam bahasa Indonesia berari JANGAN, apa makna dalamnya?.
Manusia itu tempat bersemayamnya "lali"--[lupa-Bhs. Indonesia]. "Manungsa itu kadunungan lali", Manusia itu suka lupa [lupa diri, lupa daratan, lupa asal-usul, lupa sejarahnya, atau lupa yang lain. Disamping itu pula manusia itu cenderung tergoda oleh hawa nafsu duniawi, munusia itu suka pada "Aji Mumpung", yakni aji mumpung yang bercitarasa buruk/negatif. Maka OJO, adalah ikon pengendali, agar manusia itu tidak larut dalam ranah duniawi, yang dilingkungi nafsu-nafsu yang buruk.
Faktor duniawi sudah sangat mendominasi tata pola kehidupan kita, dan pada hakikatnya apa yang tersaji di dunia ini adalah karena kuasa Ilahi, siapa saja yang mampu mengendalikan diri, tentunya akan mendapat sesuatu yang bermanfaat. Ojo berarti memberikan kendali kepada kita, untuk tidak lupa diri selalu bercermin diri atau instropeksi. Ketika Ojo sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita, maka kita akan "Waskito", arief dan bijaksana
DUMEH atau dupeh atau dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "mentang-mentang". Jadi "Ojo dumeh" berarti JANGAN MENTANG-MENTANG.
Kemudian "eling lan waspodo", di bentangkan oleh buku ini tergapai jika "ojo dumeh" sudah terintegrasikan didalam diri manusia. "eling lan waspodo" itu, tidak pernah hadir tanpa di modali oleh perilaku yang "Ojo dumeh".
Data Buku
JUDUL: Trisila Kejawen Menguak Misteri Ojo Dumeh, Eling lan Waspodo
PENULIS: Tjaroko HP Teguh Panoto
PENERBIT: Kuntul Press. Jl. Gombang [depan Puskesmas], Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
ISBN: 978-979-16502-7-4
TEBAL: 118 halaman: 14 x 20 cm
CETAKAN: I- 2009
Catatan:
Maaf jika dinarasikan sekelumit, sebenarnya makna yang tersirat dalam kata "OJO DUMEH ELING LAN WASPODO" ini sangat dalam, dengan membaca buku ini sangat memungkin kita dapat memahami secara luas]

Thursday, February 5, 2009

ASTADASA KOTTAMANING PRABHU-BHRE TANDES

18 RAHASIA SUKSES PEMIMPIN BESAR NUSANTARA
GAJAH MADA
Jika kita cermat mebuka khasanah budaya Jawa melalui beberapa literatur lama, maka akan berdecak kagus, ternyata pola kepimpinan saat ini ternyata hanya berkekutan kuku jari manusia, dibanding tinggalan budaya kita. Seperti kemampuan manajerial yang dimilki Patih Gajah Mada, yang berdimensi futurologi sekaigus holistic. Kala kita lebih mendalami, maka kehebatan Jeck Welch akan terusik, keunggulan pola kepeimpinan Microsoft pun tak mampu menandingi. Namun pola pikir pola tidak yang disarikan kedalam buku ini perlu pula disandingkan serta diadaptasikan dengan keadaan sekarang, sehinga akan mudah cerna.
Data buku
JUDUL: Astadasa Kottamaning Prabhu - 18 Rahasia Sukses Peimpin Besar Nusantara Gajah Mada
PENULIS: Bhre Tandes
PENERBIT: PT Gramedia Lt. 2-3. Jl. PAlmerah Barat 33-37 Jakarta 10270
ISBN: - 10 : 979-22-3021-1
ISBN: - 13 : 978-979-22-3021-5
CETAKAN: Jakarta 2007
TEBAL: v + 121
Buku ini membagi diri dalam lima bagian bahasan, yang pertama membahas tentang Gajah Mada terkait dengan jati diri dan pola kepemimpinannya. Bab kedua terkait dengan "Dimensi Spiritual", bahwa sukses kepemipinan itu juga sisokong dari ranah spiritual. Bab Ketiga "Dimensi Moral" membentangkan masalah-masalah moralitas mulai dari Mantriwira dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, hingga "Tan Satresna" dalam bersikap adil dan obyektif.
Dimensi Managerial terkait dengan nilai-nilai tradisi dikupas pada bab empat. Dan Bab kelima merupakan refleksi dari perilaku Gajah Mada.
SADAPAN:
Kriteria Kepemimpinan
Bagi Gajah Mada seorangan pemimpin harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu:
Abhikamika: Pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi ke bahwa, dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak daripada kepentingan pribadi atau golongan
Prajna:Pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan agama, serta dapat dijadikan panutan masyarakat
Utsaha: Pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif, dan inovatif [pelopor pembaharuan], serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahtera rakyat [semua stakeholder]
Atmasampat: Pemimpin mempunyai kepribadian berintegritas tinggi, moral yang luhur serta obyektivitas dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan untuk kemajuan [organisasi yang dipimpinnya]
Sakya Samanta: Pemimpin sebagian fungsi kontrol mampu mengawasi bawahan secara efektif, efisiensi produktif, dan berani menindak secara adil yang bersalah tanpa pilih kasih
Aksuda Praisakta: Pemimpin harus akomodatif, mampu memadukan perbedaan dengan permusyawaratan, pandai berdiplomasi, serta menyerap aspirasi bawahan dan rakyatnya [stakeholder].
Selanjutnya untuk memenuhi enam kriteria tersebut di atas, seorang calon pemimpin atau pemimpin harus terus menerus membangun kualitas positif PENDAWA LIMA, demikian kata buku Bhre Tandes, ini.
Lalu apa kualitas Positif Pendawa Lima itu?, berikut sadapannya.
KUALITAS POSITIF PENDAWA
  1. Kualitas Yudistira [Aji]: Bijaksana dan mahir dalam segala ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan agama/spiritual maupun ilmu pengethaun dan teknologi
  2. Kualitas Bima [Giri]: Kuat iman, teguh, tangguh dalam meneggakan kebenaran, serta tabah dan tegar dalam menghadapi segala kendala rintangan maupun penderitaan
  3. Kualitas Arjuna [Jaya]: Kemampuan menundukkan musuh-musuhnya dan segala sifat-sifat buruk yang ada dalam diri untuk mencapai kesempurnaan lahir batin
  4. Kualitas Nakula [Nangga]: Tangguh dan tanggap dalam segala keadaan serta tahu membawa diri, sehingga tidak terjerumus dalam kehancuran atau hal-hal yang merugikan
  5. Kualitas Sadewa [Priyambada]:Mampu memberikan rasa kebahagiaan, ketenteraman dan kedamaian lahir-batin kepada masyarakatnya. [Tidak mungkin disadap semua.....]

TELUSUR:

Nama asli penulis buku ini adalah Mohamad Hendratnoko, lebih suka memakai nama Bhre Tandes yang berarti orang Tandes. Adalah lulusan Jurusan Teknik Kelautan FTK ITS

Saturday, January 24, 2009

HOROSKOP JAWA; KAPITU [23 Desember -3Pebruari]

Kendati manusia itu memiliki ke-khasan atau ciri wanci yang uniq, namun terdapat beberapa perwatakan yang sifatnya umum. Pengamatan dan pencermatan bertahun tahun terhadap manusia, memberikan kunklusi tertentu, bahwa orang yang dilahirkan pada bukan dan tanggal tertentu, memilki perilaku dan harapan-harapan tertentu. Buku ini membahasanya dengan dasar perhitungan kalender Jawa. Hakikatnya sama apa yang dilakukan primbon-primbom Jawa. Hampir tidak apa perbedaan, hanya buku ini dikemas dengan sistematika yang menyederhanakan, sehingga mudah cerna. Sebenarnya horoskop Jawa ini memiliki ranah cakupan yang hampir sama dengan "rasi-bintang"- Genimi-Cancer-Leo, dll, namun batasan ruangnya memiliki nama, "mongso", seperti buku yang sedang dibenta ini, adalah cakupan perwatakan yang termasuk dalam "mongso kapitu" [yakni seorang-orang yang terlahir antara tanggal 23 Desember hingga-3 Pebruari ].
Adapun rentangan mongso itu antara lain:
  1. Kawolu [4 Pebruari sd 1 Maret]
  2. Kasanga [2 Maret sd 26 Maret]
  3. Kasadasa [27 Maret sd 19 April]
  4. Desta [20 April sd 12 Mei]
  5. Saddha [13 Mei sd 22 juni]
  6. Kaso [23 Juni sd 2 Agustus]
  7. Karo [3 Agustus sd 25 Agustus]
  8. Katelu [26 Agustus sd 18 September]
  9. Kapat [19 September sd 13 Oktober]
  10. Kalima [ 14 Oktober sd 9 Nopember]
  11. Kanem[10 Nopember sd 22 Desember]
  12. Kapitu....buku yang sedang kita bahas

Kemudian dari mongso itu dapat dideskripsikan perwatakan manusia mulai dari:

  • Ciri-ciri dan sifat- sifat yang khas
  • Keadaan fisik dan kondisi kesehatan
  • Keadaan masa kanak-kanak
  • Keadaan masa remaja
  • Ikatan persahabatan
  • Penghidupan yang cocok
  • Rejeki dan penghidupannya
  • Jodoh untuk perkawinan
  • Saat-saat yang tepat
  • Hobi yang cocok
  • Permata, warna, dan Bunga yang sepadan
RINGKASAN PEWRWATAN UNTUK ORANG YANG DINAUNGI MANGSAKAPITU:
Umumnya bersikap sederhana dan penuh kesahajaan, seerta memilki kecenderungan rajin, adil, tegas dan tulus dalam bekerja. Memilki penmgaruh yang kuat serta cenderung disegani oleh mitra-mitranya. Sangat cocok menduduki pimpinan, bahkan sangat kharismatik.
Data buku
JUDUL: Horoskop Jawa-Seluk Beluk Aku dan Kamu meneurut Kalender dan Astrologi Jawa [Kapitu, 23 Desember-3Pebruari]
PENULIS: Suroso Aji Pamungkas
PENERBIT : Narasi. Jl. Irian Jaya D-24 Perrum Nogotirto II Yogyakarta 55292. Telp: 0274-7103084.
ISBN: [10] 979-168-129-5
ISBN[13: 978-979-168-129-2
TEBAL: Viii+112 hlm: 12 x 20
CETAKAN: Pertama 2009

Tuesday, January 20, 2009

KI AGENG SURYOMENTARAM-RATIH SARWIJONO

SANG PLATO DARI JAWA
Ki Ageng Suryomentaram adalah seorang-orang filosof dari Jawa yang sangatbterkenal. Beliau meninggalkan segala kememegahan yang dimiliki sebagai seorang pengeran dari istna Kraton Yogyakarta dan memilih jalan hidup sebagai petani kecil. Di desa Bringin Salatiga, ia menyelami segala peristiwa dengan cara berpikir rasional. Berbeda dengan para tokoh budaya yang hanya percaya mitos, ia justru lari dari mistisme menuju pemikiran ilmiah akademis, sebagaimana Plato. Buku-buku Ki Ageng Suryamentaram ini acapkali diseminarkan bahkan dibuat sebagai sandaran ketika seorang-orang melakukan refleksi kritis. Dari buku tersebut, maka akan kita peroleh pemahaman mantik dan logika, uantu memperoleh kebahagiaan dan ketentraman sejati. Buku ini juga bermaksud memberikan tuntunan kepada pembaca agar lebih menyelami pemikiran Ki Ageng suryamentaram secara langsung. Adapun Ajaran Ki Ageng Suryamentaran itu antara lain:
  1. Perbudakan terhadap Diri Sendiri
  2. Kecukupan Kebutuhan Hidup
  3. Kesehatan Fisik
  4. Sembilan Sumber Penderitaan
  5. Jiwa Merdeka dan Bahagia
  6. Susah dan senang
  7. Merningkatkan Target
  8. Mengendurkan Pencapaian
  9. Memahami Keinginan Sendiri
  10. Memetik Buah Kebahagiaan
  11. Manusia Tanpa Ciri
  12. Pendidikan Menuju Manusia seutuhnya
  13. Mersa Benar Sebagai Hiburanb
  14. Rintangan-rintangan
  15. Latihan Memberdayakan Diri
  16. Ego Kradangsa
  17. Manusia Tanpa Cacat

Data buku

JUDUL: Ki Ageng Suyometaram Sang Plato dari Jawa
PENULIS: Ratih Sarwiyono
PENERBIT: Cemerlang Publishing. Jl. Kaliurang Jk. (,3 Yogyakarta. E-mail: cemerlang_yk@yahoo.co.id
ISBN: 978-979-18028-6-3
TEBAL: 180 hlm
CETAKAN: I Nopember 2008

Monday, January 12, 2009

FENG SHUI JAWA

Membentangkan masalah Karir, Rezeki, Jodoh dan Watak, dikaitkan dengan jati diri seorang-orang, misalnya pasaran hari lahir, bulan lahir dan tanggala lahir. Buku ini dilengkapi dengan, rahasia kekuatan ajian ilmu pelet dan pengasihan. Kehadiran Feng Shui ini memberikan prediksi dan analisa sesuai perhitungan Jawa yang diakui oleh banyk kalangan. Buku ini memberikan info lengkap, akurat dan komprehensif petuangan-petungan sekaligus antisipasinya.
Petung menurut buku ini, bukan sekedar klenik atau gogon tuhon belaka, melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang Jawa pada masnya. Dengan petungan Jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya terkait pula dengan kehidupannya kelak.
Data Buku
JUDUL: Feng Shui Jawa
PENULIS: Tunggul Winarah
PENERBIT: Araskan E-mail: penerbit_araska@yahoo.com Website: http://araska.wordpress.com/
ISBN: 978-979-16641-5-8
CETAKAN: I- Januari 2009
Yang dibahas:
  1. Perhitungan Kehidupan
  2. Watak Manusia Berdasarkan Hari Kelahiran
  3. Perihal Kelahiran
  4. Perhitungan Perjodohan
  5. Perihal Rumah dan Tanah
  6. Perhitungan Dalam Bepergian
  7. Perhitungan Rizki Berdasarkan Hari dan Arah
  8. Rahasia Kekuatan Ilmu Pelet dan Pengasihan

PRIMBON JAWA MODERN

Menurut "Pustaka Raja Purwa" karya R.Ng.Ranggawarsita mitilogi Jawa banyak dikaitkan dengan Sang Aji Saka. Aji Saka adalah manusia pertama yang mengijak Pulo Dwa [pulau panjang]. Pulo Dawa adalah sebutan Pulau Sum,atera, Pulau Jawa dan Pulau Bali yang ketika itu masih menyatu. Nama Aji Saka, dapat diterjemahkan sebagai kayu [tiang] utama. Konon tokoh ini adalah raja dari Hindusthan, bergelar raja Salivahana. Penobatannya menjadi raja terjadi pada tahun 78 Masehi. Masyarakat Jawa mengenal Aji Saka dengan nama Prabu Isaka dan atau Empu Sangkala.
Kedatangan Aji Saka untuk pertama kali di Pulau Dawa ini kono juga digunakan sebagai penetu tahun Jawa. Tetapi ada pula yang menyatakan bahwa perhitungan tahun Jawa di mulai sejak dinibatkannya raja Salivahana [78 masehi].
Mesteri tahun Jawa ini, menurut Babad Jawa, dijadikan pula sebagai budaya memperhitungkan ilmu perbintangan . Dan ilmu ini ditungkan dalam Primbon Jawa, yang di dalamnya termasuk Pawukon, Pranatamangsa dll. Selanjutnya Ilmu ini dapat difungsikan sebagai tafsir bahkan alat pridiksi sebuah kejadian, sehingga seorang-orang mampu mengantisipasi secara dini, atau beradaptasi. Bahasan buku ini antara lain:

  1. Aksara Jawa dan Pengaruhnya Terhadap Hidupa Manusia
  2. Waktu, Hari, Dan Pasaran Jawa Beserta Pengaruhnya
  3. Ramalan Primbon Berdasarkan Anggota Badan
  4. Tafsir Mimpi
  5. Binatang Mistik Dan Kehidupan Sehari-hari
  6. Tafsir Tentang Pertanda Alam
  7. Syarat Mendirikan Rumah Berdasarkan Perhitungan Bulan;

Data Buku
JUDUL: Primbon Jawa Modern-Tip Jitu Meramal Nasib
PENULIS: Narendra Qamajaya
PENERBIT: Bnayu Media Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto Yogyakarta 55292 Telp: 0274-7019945.
ISBN: 978-979-18943-1-9
TEBAL: viii + 132 hlm: 15 x 23
CETAKAN : 2008
[Catatan: Buku ini membahas juga tentang, Nama Badan Usaha, Produk, Logo perusahaan dan Pengaruhnya].

Tuesday, December 23, 2008

ILMU KEARIFAN JAWA :"AJARAN ADILUHUNG LELUHUR"-PITOYO AMRIH"

Buku ini mendiskripsikan ajaran kearifan Jawa, yang di mutakhirkan sehingga bercita-rasa kekinian. Buku ini sekaligus menjawab peroslan-persoalan manusia dengan kembali menjalani ajaran falsafah para leluhur yang adiluhung.
Akhir-khir ini realitas alam yang kerap tampil di bumi, sekaligus yang merasuk dalam kehidupan rupanya telah banyak membawa petaka bagi manusia. Petaka itu terjadi dikarenakan ulah manusia yang sudah tidak lagi mengindahkan dirinya sebagai insan yang hidup dalam lingkup sinergi, yang sinergi dengan lingkungannya [sesama sekaligus dengan alamnya]. Untuk itu perlu kiranya manusia merenungkan ulang dengan "lembah manah", sekaligus memutar ulang warisan leluhur seperti "menguri-uri" berbagai tinggalan budaya yang adiluhung. Manifestasi "menguru-uri" itu, antara lain adalah memahami secara jernih ajaran para leluhur untuk saling menyapa, menghormati, menghargai di dalam menjaga jagad ini.
Kearifan-kearifan Jawa merupakan hal penting yang telah diwariskan para leluhur, serta meripakan bentuk kesadaran lama untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian kehidupan manusia. Buku ini mengulas kearifan leluhur Jawa dalam melihat dimensi signal dari tanda-tanda alam. Kita semua tentunya sangat paham dan menghargai bahwa kearifan Jawa ini yang seringkali membuka kesadaran nurani manusia. Dan melalui cara menggugah alam sadarnya, maka peribahan perilaku luhur iti dapat tergapai.
Seperti kearifan dari makna "Kali Ilang Kedunge", yang juga dapat diartikan sebuah pertanda akan sebuah perubahan. Barngkali orang-orang dahulu belum begitu paham apa itu pendangkalan sungai. Sesungguhnya Kali Ilang Kedunge itu, secara harfiah dapat diartikan sebagai sebuah proses pendangkalan sungai. Bagi orang dahulu, mungkin belum merasa negitu penting untuk mengetahui kedalaman sebuah aliran sungai. Kini selang beberapa tahun mungkin abad terbukti, bahwa kearifan yang berupa "Sanepo" memberi bukti, yang sangat siginikan. Banjir tak terelakkan, penyempitan sungai karena ulah manusia, bahkan bozem yang berupa kedung, atau danau telah rata tanah.
Becik Ketitik, Ala Ketara, adalah sebuah terminologi yang menarik, biasanya digunkan secara ilmiah sebagai referensi para ahli forensik dalam menelisik sebuah kejahatan."There is no perfect crime" bunyi istilah itu. sebuah ungkpan yang menjadi dasar setiap penyelidik sebuah kejahatan. Serapi apa pun kejahatan dikreasi, dan sekecil apa pun disembunyikan, akhirnya terbongkar juga. Karena manusia itu secara filosofi, tempat berhimpunnya kesalahan. Kali Ilang kedunge, dan Becik Ketitik, ALa Ketara adalah kearifan, dari sekian banyak kearifan yang dibahas buku ini.
Data Buku
JUDUL: Ilmu Kearifan Jawa
PENULIS: Pitoyo Amrih
PENERBIT: Pinus Book Publisher. Jl, Tegala Melati No. 118 C Jongkang [Belakang [Monjali] Sleman Yogyakarta 55581. Telp, 0274 867646. E-mail:n rumahpinus@yahoo.com
CETAKAN: I- Nopember 2008
TEBAL: 179, 140 x 210 mm
ISBN: 978-979-18676-0-3

Warto Selaras

Google