Sunday, October 6, 2013

LAKU PRIHATIN - INVESTASI MENUJU SUKSES ALA MANUSIA JAWA

        Orang Jawa itu akrab dengan sebuah LAKU, yakni menjalankan sebuah kehidupan dengan kesadaran penuh untuk tidak hidup dalam kehidupan yang sarwa "wah", bermewah mewahan tanpa kendali. Laku adalah modalitas kehidupan agar mengarungi hidup harus memiliki kendali. Tanpa kendali orang cenderung lupa diri dan berbuat sekenhendak hati.
       Orang Jawa itu gemar "tirakat" (prihatin), dan sangat percaya bahwa setiap aktivitas yang didahului dengan "laku prihatin" bakal menuai suatu kebahagiaan. Ada kesadaran yang diyakini, jika sdebuah aktivitas didahului dengan pesta pora, bermewah-mewahan agar berakhir negan kekecewaan. Menurut orang Jawa kehidupan itu murmula dari tataran keprihatinan, dan seakan-akan tidak sah jika seorang-orang itu dalam waktu yang secepat kilat langsung menerima kebahagian. Bagaikan adigium  "IF" dan "Than". "Jika" selalu diikuti "maka". 
      Seorang Raja bisa menerima Mahkota, jika ia menjalani laku, itulah yang sering dituturkan dalam lakon, ata legenda Jawa. Orang Jawa percaya, tiada kebahagiaan yang gratis dari langit. 
Buku yang dihadirkan di blog ini membentangkan persoalan laku. Laku Prihatin diyakini sebagai pengantar sukses. Menurut buku ini bahwa  Laku Prihatin itu merupakan investasi menuju sukses.
Dalam penuturannya buku ini dibagi dalam 5 Bab, dengan bahasan antara lain:
Bab I : Menelusuri Pandangan Hidup Orang Jawa (Manusia Jawa, Pandangan dan Cita-cita Hidup Orang Jawa, dan Karakter Orang Jawa.
Bab II : Sukses Hidup dalam Pandangan Orang Jawa (Keberhasilan da Keberuntungan, Orientasi Sukses dabn Sukses Hidup)
Bab III : Laku Prihatin di Jawa (Makna Laku Prihatin, Tujuan Laku Prihatin dan Pedoman Laku Prihatin
Bab IV : Ritualisasi Laku Prihatin (Wujud Laku Prihatin, Laku Prihatin dalam Kisah Wayang, Laku Prihation dalam Sejarah/Legenda Jawa, Laku Prihatin dala Kehidupan Rakyat di Jawa dan Aktivitas Laku Prihatin di Masyarakat Modern di Jawa)
Penutub merupakan Bab V.
DATA BUKU :
PENULIS: Iman Budhi Santoso
PENERBIT : Mamayu Publishing
ISBN: 978-602-971-587-3

Saturday, October 5, 2013

MAKRIFAT SYEKH SITI JENAR DALAM KESETIAAN ZAENAB (DAN 99 BURUNG SURGA)

Saya secara pribadi merasa berdosa kalau belum membentangkan buku ini di blog saya yang saya beri nama Joglo Javanologi. Hanya membentangkan bukan maksud mempropokasi, atau mengagitasi supaya orang membaca buku ini. Tepatnya kata yang saya anggap sopan adalah, saya bermaksud  merekomendasikan agar dibaca. Isinya membimbing hati kita, buku ini seperti memberikan navigasi hati, membimbing emosi agar kita lebih cerdas batin lebih sehat hati. Buku ini merupakan Makrifat yang memberikan daya komparasi hati, agar mau menerima jati diri ini sebagai given dari Allah SWT, lalu kita melakukan rekayasa pikiran, dan menghubungkan nalar dan hati kita saat melihat realitas sosial yang ada. Sadar atau tidak, saat ini kita berada di wililayah yang sedang gonjang ganjing. Hal yang kita katakan tidak mungkin, ternyata terjadi. Nafsu yang bergetar saat ini adalah nafsu yang serba  aneh, mulai syahwat kuasa, dan birahi yang beraneka warna. Inginya serba instants, hanya sekejab sudah terjadi. Godaan tak terbilang jumlah dan macamnya. Berkerja hanya sehari inginya mendapatkan harta seberat bumi, menjabat singgasana yang bermartabat  teryata laknat, bak pengklianat bermoral bejat.
          Baru saja kita terkenjut jika Bupati dan Walikota banyak yang hidup terpencara, setelah tugasnya purna. Gubernur yang membawa pikiran luhur juga tercebur. Barangkali  kita sudah lupa diri, hilang kendali. Tentu orang butuh bacaan yang ringan, namun mampu mengingatkan. Akhirnya terekomendasi sebuha buku bersampul hijau ini, buah karya mendalam dari ringanya hati dan pikiran Ibn Qasim Aba Piluyu, dengan ranah mendaratkan Makrifat Syekh Siti Jenar.
Buku ini patut dibaca, siapa saja. Menurut saya buku ini adalah buku yang JOS GANDOS. Selamat menikmati.
DATA BUKU
JUDUL: Makrifat Syeh Siti Jenar dalam Kesetiaan Zaenab dan 99 Burung Surga
PENULIS: Ibn Qasim Aba Piluyu
PENERBIT: Metro Epistema Progresive thinking
ISBN: 978-602-95293-5-7-

Wednesday, April 3, 2013

SURYO HUDOYO COLLECTOR BUKU TENTANG WAYANG,....SILA KLIK

BLOG,,,,,,,Milik Suryo Hudoyo.  Sangat luar biasa dan penuh dedikasi. Blog ini tidakl sekedar mengoleksi, tapi lebih dari itu. Blog ini punya niatan yang dahsyat dan kekuatan khusus.  Barangkali tidak hanya uang dan waktu membangun Blog ini. Namun kalau diraba, akan terkuak bahwa blog ini ingin menyelamatkan kekayaan sastra Indonesia. Selamat untuk Suryo Hudoyo (Kawicastra). Silakan Klik gambar di atas jika ingin lebih jauh melihat, atau silakan kilk, tulisan KLIK INI

Thursday, January 24, 2013

SOEHARTO - JOKOWI, FALSAFAH JAWA

Seorang pemimpin Jawa, selalu memandu dirinya pada falsafah Jawa. Seperti halnya Presiden Soeharto ketika berkuasa. Bahkan di Era Soeharto muncul buku buku bernuansa Jawa. Ada maha karya Soeharto yang patut untuk dianut. yakni buku "Butir-butir Budaya Jawa". Dalam buku itu mengajak khalayak baca untuk lebih mengetahui kedalaman falsafah Jawa. Tentunya di Nusantara  juga banyak budaya, yang layak pula untuk diteladani. Sekarang seorang-orang Ki NArdjoko Soeseno mengangkat Falsafah Jawa, dan dibukukan dengan tajuk " Falsafah Jawa Soeharto & Jokowi. Buku ini berkisah tentang pemimpin Jawa. Selanjutnya buku ini membentangkan butir-butir falsasah Jawa yang dianut oleh kedua tokoh yang dijadikan bahasan buku ini. Misal yang falsah Jawa yang digunakan Jokowi, seperti:
Sugih tanpa bandha
Digdaya tanpa Aji
Ngluruk tanpa bala
Menang tanpa ngasorake
dan masih banyak lagi.
(Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake - kaya sekalipun tidak mempunyai harta, perkasa sekalipun tidak mempunyai aji-aji, maju bertempur walaupun tidak dengan bala bantuan, ketika menang tidak merendahkan yang dikalahkan.)
 Falsafah yang satu ini, terdiri dari empat kalimat. Tiap-tiap kalimat itu mempunyai makna yang baik.  Seperti kalimat pertama "sugih tanpa bandha". "Sugih itu artinya kaya, dan "bandha" itu berarti harta. Kaya tanpa harta, itulah arti harfiah kalimat ini.

Lalu kalimat kedua yang berbunyi "digdaya tanpa aji". berarti sakti (= digdaya) tanpa memakai azimat (= aji). Ini adalah nasihat kepada seorang manusia untuk sebaiknya bisa seakan-akan punya kesaktian, tapi sesungguhnya  tak memelihara azimat barang sepotong pun.

Selanjutnya kalimat ketiga yang berbunyi "nglurug tanpa bala", berarti menyerang (= nglurug) tanpa membawa pasukan (= bala). manusia harus dapat berupayamenang tanpa harus melibatkan orang lain. Dan yang berikutnya kalimat "menang tanpa ngasorake", yang bermakna mencapai kemenangan tanpa harus merendahkan orang lain.

Wednesday, January 23, 2013

NGUDUD = ORANG JAWA MEROKOK

Menikmati hidup bagi orang Jawa menjadi tataran khusus, yang banyak orang diarahkan untuk semeleh. Kata sabar bagi orang Jawa adalah kata yang dahsyat. Kesabaran banyak diuji, ternyata selalu handal dalam setiap relung kehidupan. Rupanya hala ini sangat berimpit dengan Orang Jawa kala sedang menikmati rokok. Rokok bagi orang Jawa, kadang mampu digunakan mereduksi segenap kekesalan, mungkin semua yang menjadikan ruwet bisa terurai cepat ketika rokok disandingnya. Inilah yang sebagian ditulis dibuku karya mas Iman Budhi Santosa. Ada empat bab yang dibentangkan antara lain:
Bab I. Mengenai  Tembakau, Rokok, Dan Pata Perokok
Bab II. Rokok Dalam Kehidupan Wong Cilik Di Jawa
Bab III. Rokok Di Balik Kehidupan Sosial Politik, Dan Kebudayaan Jawa
Bab IV. Rokok Dan Tantangan Zaman
 

Wednesday, January 18, 2012

ENSIKLOPEDI SYIRIK & BID'AH JAWA


Sunday, August 14, 2011

KITAB MUSARAR "SYEKH SUBAKIR"

Kitab Musarar sejatinya adalah kitab berupa tembang Jawa, isinya berupa Asamaradana (pupuh I), Sinom (Pupu II) dan Pangkur (pupuh III). Kemudian oleh penulis ini diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Kemudian segmen yang diketegahkan adalah tembang-tembang yang makna terkait dengan "Asal Muasal Tanah Jawa"

Warto Selaras

Google