NDerek Dawuh KAKI SEMAR
Zaman ini memungkinkan tertibnya pendokumentasiaan, melalui buku seorang-orang, atau organisasi akan lebih rapi terkait soal dokumentasi.
Sebuah dokumentasi yang amat berharga telah dibuat oleh sebuah Paguyuban Cahya Buana, yakni sebuah paguyuban penghayat kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Buku ini dibuat terkait dengan momenten organisasinya, yakni dalam rangka 1 Dasa Warsa Paguyuban Cahwa Buwana. Organisai ini memposisikan dirinya bukan oranisasai politik, dan akan “Nguri-uri Kebudayaan Jawi’ berdasarkan Pieulang dan Dhawuh Kaki Tunggul Sadba Jati Daya Among raga [Kaki-Semar]
Detil Buku:
JUDUL: nDerek Dawun KAKI SEMAR
PENULIS: Tjaroko HP. Teguh Pranomo
PENERBIT:Kuntul Press. Gombang, [Depan Puskemas], Tirtonadi, Mlati Sleman, Yogyakarta. HP. 08175423046
ISBN: 978-979-16502-8-1
CETAKAN: 2008
HALAMAN: Xl+262 hlm; 14x20 cm
Buku ini menjelaskan secara detil Jati diri Paguyuban Cahya Buwana, yang memposisikan sebagai organisasi non politik dan meletakkan ranah pengabdiannya dalam memetri nguri-uri naluri tatanan budaya Jawi “.
Seperti kata sambutan yang diberikan oleh salah satu penghayatnya, adalah seorang-orang penghayat yang masih belia, Ade Styawan Teguh Setyhyarso, mengatakan,
“Seharusnya hal ini menjadi cambuk bagi generasi muda agar lebih menyadari budaya sendiri, lebih arif dan bijaksana dalam neghargai warisan budaya leluhur yang generasi sebelum kita telah menjaganya secara turun temurun dan dengan susah payah. Apa jadinya bila Kejawen diaku keberadaanya oleh Negara lain …?!?!
Kejawen apa itu?. Menurut buku ini,
Kejawen adalah bukan agama, bukan sekte baru, bukan aliran sesat, tetapi kejawen adalah tatanan kehidupan yang selaras seimbang, baik dengan Tuhan Yang Maha Esa, leluhur, alam dan sesame manusia.
Kejawen adalah salah satu bentuk sederhana dari manusia untuk mengerti dan memahami dari mana manusia itu bersal [sangkan paraning dumadi] dank e mana manusia itu harus menyembah.
Buku ini juga mencantumkan visi, misi dan serta memuat lengkap anggaran dasarnya. Dalam menjalankan aktivitasnya buku ini juga mencatumkan secara lengkap tempat-tempat yang dapat digunakan untuk ritual. Tempat itu menyebar di seluruh Indonesia.
Sebuah dokumentasi yang amat berharga telah dibuat oleh sebuah Paguyuban Cahya Buana, yakni sebuah paguyuban penghayat kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Buku ini dibuat terkait dengan momenten organisasinya, yakni dalam rangka 1 Dasa Warsa Paguyuban Cahwa Buwana. Organisai ini memposisikan dirinya bukan oranisasai politik, dan akan “Nguri-uri Kebudayaan Jawi’ berdasarkan Pieulang dan Dhawuh Kaki Tunggul Sadba Jati Daya Among raga [Kaki-Semar]
Detil Buku:
JUDUL: nDerek Dawun KAKI SEMAR
PENULIS: Tjaroko HP. Teguh Pranomo
PENERBIT:Kuntul Press. Gombang, [Depan Puskemas], Tirtonadi, Mlati Sleman, Yogyakarta. HP. 08175423046
ISBN: 978-979-16502-8-1
CETAKAN: 2008
HALAMAN: Xl+262 hlm; 14x20 cm
Buku ini menjelaskan secara detil Jati diri Paguyuban Cahya Buwana, yang memposisikan sebagai organisasi non politik dan meletakkan ranah pengabdiannya dalam memetri nguri-uri naluri tatanan budaya Jawi “.
Seperti kata sambutan yang diberikan oleh salah satu penghayatnya, adalah seorang-orang penghayat yang masih belia, Ade Styawan Teguh Setyhyarso, mengatakan,
“Seharusnya hal ini menjadi cambuk bagi generasi muda agar lebih menyadari budaya sendiri, lebih arif dan bijaksana dalam neghargai warisan budaya leluhur yang generasi sebelum kita telah menjaganya secara turun temurun dan dengan susah payah. Apa jadinya bila Kejawen diaku keberadaanya oleh Negara lain …?!?!
Kejawen apa itu?. Menurut buku ini,
Kejawen adalah bukan agama, bukan sekte baru, bukan aliran sesat, tetapi kejawen adalah tatanan kehidupan yang selaras seimbang, baik dengan Tuhan Yang Maha Esa, leluhur, alam dan sesame manusia.
Kejawen adalah salah satu bentuk sederhana dari manusia untuk mengerti dan memahami dari mana manusia itu bersal [sangkan paraning dumadi] dank e mana manusia itu harus menyembah.
Buku ini juga mencantumkan visi, misi dan serta memuat lengkap anggaran dasarnya. Dalam menjalankan aktivitasnya buku ini juga mencatumkan secara lengkap tempat-tempat yang dapat digunakan untuk ritual. Tempat itu menyebar di seluruh Indonesia.
VISI :
Paguyuban “Cahya Buwana”
“Mamemayu Hayuning Bawana, yaitu Mewujudkan Keselarasan Alam Semesta dan Mempertahankan Keindahannya”
MISI:
Paguyuban “Cahya Buwana”
- Menelusuri Tatanan dan Nilai-nilai Tradisional Kebudayaan Jawa
- Mempertahankan Kelestarian Kebidayuaan Jawa dan Mengembangkannya Baik secara fisik maupun Spiritual
- Mengembangkan Mandalagiri Srandil sebagai Tempat Suci
Kegiatan ritual Paguyuban “Cahya Buwana” meliputi:
- Sarasehan Agung Kemil Wage Malam Jumat Kliwon di Padepokan Agung manlagiri Srandil dan atu di petilasan Kaki Semar di Gunung Srandil
- Larungan sesaji kepada Kanjeng Ibu Ratu Kidul Sekaring Jagad, setiap hari jumat Kliwon pagi di Srandil, pantai Laut Selatan
- Peringatan Tahun Baru Jawa 1 Sura
- Hari Arwah setiap tanggal 4 April
- Hari Tumuruning Wahyu setiap tanggal 5 Agusutus
- Hari Ulang Tahun Paguyuban “Cahya Buwana” setiap tanggal 29 Nopember
Melakukan ziarah dan atau napak tilas ke lokasi dan atau tempat sesuai petunjuk atau dhawuh beliau Kaki Semar
Buku ini juga membahas detil siapakah sebenarnya, Kaki Semar itu ? Dalam posting tidak diungkap secara lengkap, sebagai penghargaan karya penulisnya. Namun untuk piwulangnya dipaparkan sebagai berikut:
PIWULANG DAN DHAWUH-DHAWUH1. Pemahaman kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi
2. Tatanan Paugeraning urip
3. Pemahaman mengenai “adil”
4. Pengertian nasib dan takdir
5. Pengertian kodrat lan apes
6. Pemahaman mengenai hidup
7. Pengertian akherat
8. Tata cara mengesthti [samadi]
9. Pengertian Aji mumpung
10. Pemahaman tentang tirakat atau rialat
11. Ramalan Jayabaya atau Jaman Edan
12. Pemahaman Hukum Alam
13. Hidup bermasyarakat atau urip bebrayan
14. Kiasan atau sanepa dari sesaji
15. Pemahaman sangkan paraning dumadi
16. Pemahaman manunggaling kawula lan Gusti
17. Pemahaman kasedan jati
18. Pemahaman mengenai “mampir ngombe”
19. Pemahaman mengenai ndonga
20. Pemahaman mengenai ati nurani
21. Pemahaman mengenai “karma”
22. Mengenai “lakum dinukum waliyadin”
[catatan : mengenai piwulang atau dhawuh dari hal-hal di atas dapat dibaca pada buku Wedharan Dhawuh Kaki Semar edisi tahunan yang dfiterbitkan setiap awal tahun baru Jawa . Buku tersebut di cetak dan diterbitkan oleh paguyuban “Cahya Buwana”]
3 comments:
saya ikut mengucapkan selamat atas sewindunya PCB.tetap pertahankan budaya jawa.saya putra wayah yang merasakan ketenangan lahir batin setelah menurut dhawuh2 kaki.rahayu rahayu rahayu.
salam buat agung (sing jogo lengo)securiti pertamina dari nugroho atau ninu di purwodadi ,grobogan,jawa tengah
Rahayu...
Saya sudah punya 1 buku yg di terbitkan paguyuban Cahya Buwana, dan ingin memiliki yg lainnya lagi, dimanakah saya bisa mendapatkan buku2 ttg jawa / Kejawen?
Post a Comment