Berbudi Bawaleksana
Ngudi Sejatining Becik”
[Tulisan ini terpampang di Sampul depan buku ini]
Dari tulisan ini memberikan gambaran isi buku, bahwa buku ini mengandung butiran mutiara yang mengarah pada sebuah pusaran tekad hakiki manusuia. Bahwa manusia itu dalam hidup dan kehidupannya selalu dinuansaai kenginian luhur, yakni menggapai totalitas kesempurnaan hidup yang dibarengi langkah bijak dalam memberi arti kehidupan itu sendiri. Sebuah makna filosofis yang memiliki makna sangat dalam dan luas bagaikan samudera.
Buku ini merupakan kompilasi dari kata bijak para lelehur dalam wujud “pitutur luhur” , yakni sebuah fenomena pembelajaran kehidupan, dalam rangka mengapai total kualitas hidup.
Seorang-orang Presiden, dan Jendral Bintang Penuh, ternyata sangat lekat dengan citarasa Jawa. Membidikan hati dan bathinnya dengan mengkoleksi butiran Budaya Jawa.
Kendati saat ini berbaring dalam pelukkan Ilahi Robbi, karyanya tak pernah pupus, dan lapuk.
Data buku:
JUDUL : Butir-butir Budaya Jawa
PENYUNTING: Hj. Hardiyanti Rukmana [mbak Tutut]
PENERBIT: Yayasan Purna Bhkati Pertiwi
CETAKAN : VIII—1996
ISBN: 979-8103-00-9
TEBAL: xiv + 205 hlm; 28 cm
Buku ini sebenarnya memiliki privasi yang tinggi untuk kalangan Keluarga Soeharto, ini nampak pada halaman persembahan, tertulis”
Buku ini saya berikan pada anak-anakku sebagai pegangan hidup, 8 Juni 1986.
Buku ini isinya terdiri dari dua dimensi yang utuh, sebagai pegangan hidup keluarga Soeharto, dimensi pertama buku ini berisikan kumpulan butir-butir budaya yang berwujud “pituduh”, dimensi kedua berupa kumpulan butir-butir budaya yang berbentuk “wewaler”
Adapun butir-butir yang dimasud, membentangkan hal-hal sebagai berikut:
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kerohanian
- Kemanusiaan.
- Kerbangsaan
- Kekeluargaan
- Kebendaan
Butir-butir Budaya Jawa yang diwujudkan dalam pituduh misalnya:
Tuhan itu ada di mana-mana, juga ada pada dirimu, tapi jangan engkau berani mengaku Tuhan
Tuhan itu jauh tanpa ada batasnya, dan dekat sekali tapi tidak dapat bersentuhan
Tuhan menciptkan engkau itu melalui ibumu. Oleh karena itu hormatilah ibumu
Barang sipa suka berbuat kebajikan dan ikhlas melakukan tapa brata [tirakat], akan menerima anugerah dari Tuhan
Barang sipa mengakui adanya Tuhan, tergolong yang sempurna hidupnya
BUTIR-BUTIR YANG MENCERMATI “KEROKHANIAN”
Terjadinya dirimu itu melalui adanya Ibu-bapakmu
Adalah Guru sejati yang dapat menunjukkan mana makhluk halus yang menolong dan mana yang mencelakakan
Cakra manggilingan [hidup itu bagaikan roda yang terus berputar]
Jaman itu serba berubah
Tuhan itu berada dalam hati manusia yang suci, karenaya Tuhan disebut pula sebagai hati yang suci
Pertemuan dengan Tuhan terjadi bila dirimu selalau ingat kepada-Nya
Keadaan dunia ini tidak abadi, oleh karena itu jangan mengagung-agungkan kekayaan dan derjatmu, sebab bila sewaktu-waktu terjadi perubahan keadaan Anda tidak akan menderita aib
Keadaan yang ada ini tidak lama pasti mengalami perubahan, oleh karena itu jangan melupakan sesamamu
Barang siapa suka merusak ketenteraman orang lain akan mendapat murka Tuhan, dan akan digugat karena ulahnya sendiri
Tuhan itu berada pada dirimu, danb pertemuan dengan Tuhan akan terjadi apabila engkau selalu ingat kepada-Nya
BUTIR-BUTIR YANG MENCERMATI “KEMANUSIAAN”
Banyak berkarya, tanpa menuntut balas jasa, menyelamatkan kesejahteraan dunia
Manusia sekedar menjalani, diibaratkan laksana wayang
Hati seci mengarah ke keselamatan
Pengetahuan yang benar membuat hati kita senang
Berusaha berbuat baik dengan budi yang sentosa
Kalau ingin selamat (berhasil) harus ada biayanya [pengorbanan]
Baik buruk ada pada diri kita sendiri
Barang siapa lupa akan kebajikan orang lain itu seperti berwatak binatang
Ciri-ciri orang luhur, ialah tingkah laku dan budi bahasa yang halus, keikhlasan hati, dan sedia berkorban, tanpa mendahulukan kepentingan pribadi
Harga diri terletak pada mulut dan budi
BUTIR-BUTIR YANG MENCERMATI “KEBANGSAAN”
Bangsa itu sebagai sarana untuk kuatanya suatu Negara, oleh karena itu jangan mengabaikan rasa kebangsaanmu sendiri agar memiliki bangsa yang berjiwa kesatriya
Yang baik itu kalau mengerti akan hidup bermasyarakat dan bernegara, maka di depan memberi teladan, di tengah menjadi penggerak, di belakang memberi daya kekuatan
Negara itu dapat tenteram kalau murah sandang pangan, sebab rakyatnya gemar bekerja, dan ada penguasa yang mempunyai sidat badil dan berjiwa mulia
Prajurit yang mencintai rakyat jelata, akan disayangi rakyat dalam Negara itu, dan membuat kokohnya Negara dan menjadi perisai negara
Penguasa itu harus membuat tenteram rakyatnya, kalau tidak dapat terjadi rakyatnya akan merebut kekuasaan dalam Negara itu
Jaman penderitaan rakyat akan hilang kalau sudah ada orang yang dapat menghilangkan hal-hal yang menyulitkan
No comments:
Post a Comment